Ketika wabah Covid-19 mulai menjalar ke seluruh dunia, khususnya di Indonesia berbagai cara dilakukan agar kita terhindar dari paparan virus menular tersebut. Salah satu tindakan pencegahan yaitu dengan mencuci tangan sesering mungkin. Namun terlalu banyak penggunaan sabun dan hand sanitizer terkadang menimbulkan masalah baru yaitu kulit kering. Nahn Sahabat Goodlife bisa mengatasi permasalahan tersebut dengan cara alami, yaitu dengan menggunakan sabun dan minyak esensial dari Utama Spice.
Hand Sanitizer Utama Spice Perawatan Kulit
Utama Spice dikenal sejak lama sebagai perusahaan perawatan kulit tradisional yang berbasis di Ubud, Bali. Bahan-bahan yang digunakannya 100% bahan alami murni yang diambil dari alam seperti minyak kelapa, cengkeh, lemon, sereh, kayu putih, mint, lavender, eucalyptus, hingga patchouli (daun nilam).
Semenjak wabah Covid-19 ini menjalar begitu cepat, Utama Spice mengeluarkan produk Covid19 Care berupa hand sanitizer, sabun cair antiseptik, dan juga aneka minyak esensial yang memiliki sifat antivirus dan bisa meningkatkan kekebalan tubuh.
Menurut Ria Templer, direktur sekaligus co-founder Utama Spice dan juga putri dari Melanie Templer, founder Utama Spice, mereka memang khusus membuat hand sanitizer saat pandemi ini. Tapi untuk sabun cair dan minyak esensial, mereka sudah lama memiliki produk itu.
Ini dari pengalaman pribadi saya yang harus sering cuci tangan saat pergi ke Jakarta dan Singapura. Kalau diperhatikan cuci tangan dengan sabun biasa, kulit lumayan menjadi kering. Jadi aku pikir kenapa kita enggak promosikan sabun Utama Spice yang walaupun sering dipakai untuk cuci tangan tapi enggak membuat kulit kering.
Ria Templer
Sabun cair antiseptik Utama Spice ini dibuat dari minyak kelapa dan castor oil (minyak jarak). “Cara membuatnya pun secara tradisional jadi enggak menggunakan bahan-bahan kimia lainnya yang membuat kulit tangan jadi kering,” tambah Ria.
Minyak Esensial Murni untuk Antivirus
Dari rangkaian produk Covid19 Care, Utama Spice juga merekomendasikan beberapa minyak esensial yang memang bisa meningkatkan kekebalan tubuh dan bersifat antivirus untuk dipakai selama pandemi ini. Minyak esensial itu antara lain cajeput (kayu putih), clove (cengkeh), ecucalyptus, lavender, lemon, mint, origanum, rosemary, tea tree, dan turmeric (kunyit).
Masing-masing minyak esensial ini pun punya manfaat yang berbeda. “Misalnya ginger, origanum, tea tree, eucalyptus, minyak kelapa itu membantu metabolisme tubuh. Jadi kalau kita hirup atau difuse di ruangan bisa membantu daya tahan tubuh. Kalau lemon bagus untuk daya tahan tubuh dan antibakteri. Kamu juga bisa mencampur essential oil misalnya origanum dan tea tree sebagai antivirus. Aku juga selalu bawa itu dan selalu hirup pada saat naik pesawat,” jelas Ria.
Semua produk Utama Spice dibuat dari bahan alami tanpa campuran dan itu membuat aman untuk ibu hamil maupun anak-anak. Untuk menjaga kualitas dan kemurniannya, Ria menuturkan mereka selalu rutin melakukan uji laboratorium produk Utama Spice di Kanada.
Karena dengan essential oil yang benar-benar pure, kita jadi akan mendapat benefitnya. Sementara saat ini banyak sekali yang menawarkan essential oil tapi yang pure susah banget untuk dicari. Karena kalau sudah dicampur (bahan sintetik) kita jadi tidak merasakan benefit-nya.
Ria Templer
Di Indonesia sendiri belum ada standarisasi atau badan yang mengawasi khusus kemurnian minyak esensial ini. Namun, “Kalau pelanggan ada yang menanyakan (soal keaslian minyak essential oil produksi Utama Spice), kami biasanya akan kasih lihat hasil lab dari Kanada tadi. Kamu juga bisa merasakan essential oil yang digunakan murni atau enggak dengan merasakan manfaatnya. Misalnya kalau alergi, kalau kita pakai essential oil eucalyptus yang pure, bersin-bersin jadi hilang,” kata Ria sambil menambahkan varian yang paling banyak dibeli antara lain tea tree, lavender, patchouli, lemon, dan mint.
Gaya Hidup Sehat Alami
Utama Spice juga selalu menggunakan bahan-bahan alami berkualitas yang kebanyakan diambil dari beberapa daerah di Indonesia, seperti Bandaneira penghasil cengkeh, Jawa penghasil cengkeh, kayu putih, jahe, dan lemon, serta patchouli dari Aceh. “Kalau tea tree, ecucalyptus, lavender kita impor,” jelasnya.
Tak hanya bahan baku, proses pembuatan minyak esensial oil ini juga menggunakan beberapa metode yang tepat, seperti steam distillation (penyulingan bahan baku menggunakan uap untuk kemudian diambil minyaknya), cold press dengan perasan bertekanan tinggi dan sangat minimal menghasilkan panas, dan absolute extraction.
“Cold press untuk citrus, orange, lemon, grapefruit. Jadi kita ambil kulitnya, kita tekan untuk mendapatkan minyak. Kalau absolute extraction untuk misalnya bunga melati atau rose,” jelas Ria sambil menyebut minyak esensial Utama Spice sudah diekspor ke berbagai negara seperti Jepang, Amerika Serikat, Singapura dan Australia.
Gaya hidup masyarakat Indonesia yang semakin peduli pada kesehatan juga mempengaruhi keputusan mereka untuk menggunakan bahan-bahan yang lebih alami. Seperti patchouli yang dulu banyak diekspor kini sudah semakin banyak dimanfaatkan di dalam negeri.
Utama Spice juga dulu ekspor keluar negeri lebih tinggi tapi sekarang jualan di dalam negeri lebih tinggi karena masyarakat semakin sadar dengan bahan-bahan alami asli Indonesia. Kita juga mengedukasi minyak esensial dari Indonesia itu sangat banyak makanya kita harus pakai apa yang kita punya.
Ria Templer
Meski begitu, Ria berpesan jika ingin menerapkan gaya hidup sehat alami, tidak perlu terlalu frontal. “Seperti diet, kita boleh kalau mau cheating day. Begitupun kalau mau pakai skincare yang sehat dan alami. Misalnya pakai aja sabun dulu. Nanti kamu bisa merasakan perbedaannya,” tutup Ria.
Yuk Sahabat Goodlife, kita hidup sehat dengan bahan-bahan yang alami. (Sri Isnaeni)