Dear Parents, Jangan Lakukan 6 Hal ini di Depan Anak

parenting

Dalam mendidik anak, peran orang tua sangatlah penting. Setiap kata yang keluar dari mulut orang tua bisa memengaruhi perkembangan anak, baik secara psikologis maupun emosional.

Oleh karena itu, penting untuk berhati-hati dalam berbicara, terutama di hadapan anak-anak yang masih dalam tahap tumbuh kembang. Beberapa hal yang mungkin terdengar sepele bagi orang dewasa, bisa berdampak besar pada anak-anak. Berikut beberapa hal yang sebaiknya tidak kamu katakan di depan anak menurut sudut pandang ilmu parenting.

1. Kata-Kata Kasar atau Sumpah Serapah

Anak-anak adalah peniru yang ulung. Mereka cenderung meniru apa yang mereka dengar, termasuk bahasa yang digunakan orang tua. Jika kamu sering menggunakan kata-kata kasar atau sumpah serapah di depan anak, mereka akan menganggapnya sebagai hal yang wajar. Hal ini bisa memengaruhi perilaku anak di kemudian hari, terutama dalam berkomunikasi dengan teman sebaya atau orang lain. Menghindari bahasa kasar sangat penting agar anak belajar berbicara dengan sopan dan menghormati orang lain.

2. Ucapan Merendahkan atau Menghina

Mengucapkan kalimat yang merendahkan seperti “Kamu bodoh,” atau “Kamu tidak bisa apa-apa,” sangatlah berbahaya. Menurut para ahli parenting, kata-kata seperti ini bisa mengikis rasa percaya diri anak dan membuat mereka merasa tidak berharga. Anak-anak membutuhkan dorongan dan apresiasi untuk membangun rasa percaya diri, bukan ucapan yang justru membuat mereka merasa rendah diri. Pastikan kamu selalu memberikan motivasi dan dukungan positif dalam membimbing anak, bukan kritik yang menghancurkan.

Tanpa sadar, kita sering memberikan ucapan yang menghina pada anak (Foto: Pexels)

3. Membandingkan dengan Anak Lain

Sering kali, orang tua tanpa sadar membandingkan anak mereka dengan anak lain, baik itu saudara kandung maupun teman. Misalnya, “Kenapa kamu tidak bisa sepintar kakakmu?” atau “Lihat tuh, anak tetangga bisa dapat nilai bagus.” Membandingkan anak dengan orang lain dapat menyebabkan perasaan iri, minder, dan bahkan kebencian. Setiap anak memiliki keunikan dan potensinya sendiri, dan penting bagi kamu sebagai orang tua untuk menghargai kelebihan serta kelemahan anak tanpa harus membuat perbandingan yang tidak sehat.

4. Pembicaraan tentang Masalah Keluarga

Anak-anak sebaiknya tidak menjadi saksi atau pendengar masalah-masalah serius yang terjadi di dalam keluarga, seperti masalah keuangan, pertengkaran antara orang tua, atau bahkan masalah dengan anggota keluarga lain. Menurut para ahli, anak-anak belum memiliki kemampuan emosional untuk memahami dan menangani masalah dewasa. Jika mereka mendengar hal-hal seperti itu, bisa menimbulkan rasa cemas dan stres yang berlebihan. Sebaiknya, simpan diskusi mengenai masalah keluarga untuk momen ketika anak tidak ada di sekitar.

5. Ucapan yang Bersifat Ancaman atau Intimidasi

Kamu mungkin pernah mengatakan, “Kalau kamu nakal, Ayah/Bunda akan tinggalkan kamu,” dengan maksud membuat anak patuh. Namun, ancaman semacam ini justru dapat menimbulkan rasa takut dan ketidakamanan pada anak. Mereka akan merasa tidak dicintai atau ditinggalkan jika melakukan kesalahan. Daripada menggunakan ancaman, lebih baik kamu memberikan pengertian tentang konsekuensi dari setiap perilaku, sehingga anak bisa memahami alasan di balik peraturan yang ada.

6. Mengeluh tentang Kehidupan atau Kelelahan Mengurus Anak

Mengeluh tentang betapa sulitnya menjadi orang tua atau lelah mengurus anak di depan mereka juga bisa berdampak negatif. Anak-anak mungkin merasa bahwa mereka adalah beban bagi orang tua, yang pada akhirnya bisa merusak hubungan emosional antara orang tua dan anak. Sebaiknya, jaga kata-kata yang diucapkan di depan anak dan carilah momen yang tepat untuk melepaskan keluhan, seperti berbicara dengan pasangan atau teman dekat.

Setiap kata yang kamu ucapkan di depan anak memiliki dampak jangka panjang pada perkembangan mereka. Sebagai orang tua, penting untuk selalu berpikir sebelum berbicara dan menjaga agar kata-kata yang keluar tidak merusak psikologis dan emosional anak. Dengan demikian, kamu bisa membantu membentuk anak yang tumbuh dengan percaya diri, rasa aman, dan komunikasi yang sehat.

Visited 64 times, 1 visit(s) today