Selain katarak, penyakit mata yang dianggap punya risiko kebutaan adalah glaukoma. Meskipun jarang mendapat perhatian, tapi jumlah penderita glaukoma mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Kementerian Kesehatan RI bahkan mengeluarkan laporan tentang kondisi glaukoma secara global yang jumlah penderitanya diperkirakan mencapai 76 juta orang pada 2020. Di Indonesia, pasien rawat jalan glaukoma pada 2017 tercatat sebanyak 427.091, jauh meningkat dari 2015 sebanyak 65.774 orang.
Mengenal Glaukoma
Glaukoma adalah salah satu gangguan penglihatan yang diakibatkan oleh kerusakan saraf pada mata yang biasanya terjadi karena meningkatnya tekanan pada mata. Tingginya tekanan ini terjadi akibat adanya gangguan pada sistem aliran cairan mata.
Secara teknis, mata kita punya sistem aliran cairan mata (Aqueous humour) ke dalam pembuluh darah. Fungsi dari cairan ini adalah untuk menjaga bentuk mata, membersihkan kotoran pada mata dan memasok nutrisi pada mata.
Gangguan pada sistem aliran ini akan berakibat adanya penimbunan cairan dan meningkatkan tekanan pada bola mata. Nah, kondisi inilah yang bisa merusak saraf optik hingga menimbulkan gangguan penglihatan.
Saraf mata sendiri adalah kumpulan saraf yang menghubungkan retina dengan otak. Bila saraf ini rusak maka pesan yang akan disampaikan ke otak dari apa yang kita lihat juga akan terganggu. Nah, gangguan ini bila tak ditangani segera bisa menyebabkan hilangnya penglihatan atau kebutaan.
Lalu, siapa saja yang bisa terkena glaukoma? Glaukoma sebetulnya tak hanya menyerang orang dewasa saja namun juga bisa pada bayi. Umumnya orang-orang dengan kondisi sebagai berikut juga dinilai lebih rentan terkena glaukoma:
- Berusia di atas 60 tahun.
- Ada keluarga dengan riwayat mengidap glaukoma.
- Mengalami rabun dekat atau jauh.
- Pernah cedera mata.
- Sering pakai obat tetes mata.
- Mengidap penyakit tertentu, seperti diabetes, jantung atau hipertensi.
Bahayanya, hingga kini kerusakan mata yang disebabkan oleh glaukoma tidak bisa disembuhkan. Namun pengobatan secara berkala memang harus tetap dilakukan untuk mencegah meluasnya kerusakan pada saraf mata.
Glaukoma sendiri memiliki 2 jenis, seperti:
- Glaukoma sudut terbuka
Jenis glaukoma yang paling sering terjadi dimana saluran pengalir cairan terhambat sebagian karena gangguan pada trabecular meshwork, yaitu organ yang terletak di saluran pengalir cairan mata.
- Glaukoma sudut tertutup
Kondisi dimana saluran pengalir cairan tertutup sepenuhnya. Kondisi ini juga bisa terjadi secara mendadak dan membutuhkan penanganan secepatnya.
Waspada Gejala Glaukoma
Umumnya, gejala glaukoma tidak terlalu terasa dan sering dianggap biasa saja oleh pasien. Beberapa diantaranya adalah:
- Sakit kepala.
- Rasa nyeri pada mata.
- Mata merah.
- Rasa mual.
- Melihat ada bayangan lingkaran di sekitar cahaya.
- Pada bayi terjadi mata berkabut.
- Penglihatan makin menyempit sebelum akhirnya hilang sama sekali.
Nah, untuk mengenal glaukoma lebih jauh, Sahabat Goodlife bisa mengikuti sesi Health Talk Goodlife bersama Rumah Sakit St. Carolus Jakarta dengan narasumber dr. Timmy Budi Yudhantara, SpM pada Jumat, 23 April 2021 pukul 14:00 hingga 15:00 di akun Instagram @_goodlifeid_ dan @rscarolusjakarta serta di akun Youtube Hidup TV secara langsung.