Jangan Dintunda! 4 Tes Kesehatan yang Sebaiknya Dilakukan Setelah Lebaran

cek kesehatan

Merayakan Lebaran atau Idul Fitri adalah salah satu hal yang paling dinantikan masyarakat Indonesia. Selain bisa berjumpa dengan keluarga, berbagai hidangan lezat juga tersaji selama beberapa hari kita bersilaturahmi. Tapi umumnya usai merayakan Idul Fitri kita juga justru jatuh sakit. Itu sebabnya cek kesehatan setelah Idul Fitri menjadi hal yang penting untuk dilakukan.

Sudah menjadi hal yang biasa saat merayakan Lebaran kita merasa bebas bisa makan apa saja. Sayangnya, makan yang berlebihan dan nutrisi yang tidak terjaga justru berisiko membuat kondisi tubuh semakin memburuk tanpa kita sadari.

Selain konsumsi makanan yang kurang sehat, kondisi kesehatan bisa semakin terganggu akibat buruknya aktivitas fisik, tidak berolahraga, kurangnya waktu tidur, dan kelelahan berhari-hari.

Tanpa kita sadari, kondisi ini bisa memicu berbagai gangguan serius pada kesehatan, seperti kenaikan berat badan yang berakibat obesitas, meningkatkan risiko diabetes, stroke, dan serangan jantung.

gerd atau sakit jantung
Kelelahan pasca Lebaran bisa picu penyakit serius yang tidak kita sadari (Foto: Xframe)

Setelah Lebaran, Lakukan Cek Kesehatan Berikut

Periksa kesehatan atau medical check-up sangat dibutuhkan untuk mengetahui kondisi kesehatan secara menyeluruh. 

Selain itu, cek kesehatan juga berfungsi sebagai screening, yaitu untuk mengetahui apakah seseorang berisiko lebih tinggi mengalami suatu masalah kesehatan. Jadi, cek kesehatan ini bukan hanya penting dilakukan oleh orangtua tetapi juga semua golongan umur, mengingat risiko berbagai penyakit juga dialami oleh anak muda.

Ada beberapa tes kesehatan yang sebaiknya kamu lakukan setelah merayakan Idul Fitri. 

1. Gula darah

Tinggi rendahnya kadar gula darah dalam tubuh merupakan salah satu parameter kesehatan. Oleh karena itu, cek gula darah bukan hanya perlu dilakukan oleh penderita diabetes tetapi semua orang dan segala usia.

Dikutip dari HelloSehat hal yang perlu kamu ketahui dari pemeriksaan gula darah pada umumnya adalah:

  • Di bawah angka 200 miligram per desiliter (mg/dL) berarti  gula darah normal
  • Menunjukkan angka 200 mg/dL atau lebih berarti  gula darah tinggi dan punya riwayat atau risiko diabetes.
  • Cek gula darah dapat dilakukan secara mandiri atau dengan bantuan dokter.
  • Pemeriksaan gula darah mandiri bisa menggunakan alat cek gula darah atau glukometer.
  • Sebelum melakukan cek gula darah mandiri, pastikan kamu sudah mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta memastikan alat-alat dalam keadaan steril.
  • Jangan lupa untuk mencatat angka gula darah kamu sebagai bagian dari riwayat kesehatan.
Pengecekan gula darah yang dilakukan secara mandiri (Foto: Freepik)

2. Kolesterol

Tes kolesterol penting dilakukan untuk mengetahui kadar lemak dalam darah. Pemeriksaan kolesterol bisa dilakukan melalui pengambilan sampel darah, baik dari ujung jari maupun dari pembuluh darah, untuk kemudian diperiksa di laboratorium.

Tes kolesterol lengkap meliputi pengukuran terhadap 4 jenis lemak dalam darah, yaitu kolesterol baik (High Density Lipoprotein/HDL), kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein/LDL), trigliserida, dan kolesterol total.

Hasil pemeriksaan kadar kolesterol yang ideal adalah sebagai berikut:

• LDL: kurang dari 130 mg/dL (semakin rendah jumlahnya, semakin baik).

• HDL: lebih dari 60 mg/dL (semakin tinggi jumlahnya, semakin baik).

• Kolesterol total: kurang dari 200 mg/dL (semakin rendah jumlahnya, semakin baik).

• Trigliserida: kurang dari 150 mg/dL (semakin rendah jumlahnya, semakin baik).

Sebenarnya, kamu tak perlu menunggu setelah Lebaran untuk memeriksa kadar kolesterol dalam tubuh. Tes kolesterol sebaiknya dilakukan secara berkala setiap 5 tahun setelah seseorang berusia 20 tahun.

3. Asam urat

Asam urat merupakan hasil pemecahan zat bernama purin, yang terdapat dalam sel-sel tubuh dan pada beberapa jenis makanan seperti daging merah, jeroan, makanan laut, daging olahan, dan minuman manis.

Sebagian besar, asam urat akan larut dalam darah, lalu dikeluarkan melalui urine. Jika kadar asam urat dalam darah tinggi maka akan menumpuk dan membentuk kristal pada persendian dan menyebabkan nyeri sendi atau gout. Tes asam urat bisa dilakukan melalui pengambilan sampel darah atau urine. 

Kadar asam urat normal adalah:

– Wanita: 2,4 – 6,0 mg/dL

– Pria: 3,4 – 7,6 mg/dL 

– anak-anak (dibawah 12 tahun): 2,0 – 5,5 mg/dL

Tes asam urat bisa menjadi alat bantu untuk mendiagnosis dan memantau berbagai penyakit seperti penyakit asam urat sendiri dan batu ginjal.

Pemeriksaan tekanan darah adalah salah satu yang penting untuk dilakukan setelah Lebaran (Foto: Pixabay)

4. Tekanan darah

Cek tekanan darah adalah tes kesehatan yang paling mudah dilakukan sendiri di rumah menggunakan pengukur tekanan darah (home blood pressure monitor) digital. Alat ini dijual bebas di toko kesehatan atau marketplace.

Saat cek tensi darah, alat pengukur tekanan darah digital akan menunjukkan 2 angka yang dipisahkan dengan garis miring, misalnya 120/80 mmHg.

Angka 120 mewakilkan tekanan darah sistolik, yaitu tekanan saat jantung berkontraksi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara angka 80 mewakilkan tekanan darah diastolik, yaitu tekanan saat otot jantung berelaksasi sebelum kembali memompa darah.

Secara umum, orang dewasa dikatakan memiliki tekanan darah normal jika angkanya berada di atas 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg.

Semakin tinggi tekanan darah, semakin besar pula peluang kamu untuk terserang berbagai macam penyakit dan masalah kesehatan seperti hipertensi, serangan jantung, stroke, penyakit ginjal, dan gangguan kesehatan lainnya.

Pemeriksaan kesehatan memang sebaiknya dilakukan secara rutin. Namun juga dianjurkan setelah kamu melewati momen tertentu yang menyebabkan metabolisme tubuh secara umum terganggu, seperti merayakan hari raya yang memungkinkan kamu makan berlebihan dan kurang istirahat serta olahraga.

Bukan untuk menakut-nakuti atau mencari-cari penyakit, namun lebih kepada memeriksa gejala dan peluang terjadinya penyakit yang tidak kita sadari.