Slow living diartikan sebagai gaya hidup yang lebih menekankan pada kualitas daripada kuantitas, serta lebih menikmati proses dalam hidup. Slow living memiliki banyak manfaat, baik fisik maupun mental.
Tak bisa dipungkiri, hidup seperti selalu berlomba-lomba dengan waktu. Apalagi bagi orang yang hidup di kota besar, di mana semuanya dituntut serba cepat.
Banyak dari kita pun yang merasa hidup berjalan seperti autopilot, dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya berjalan begitu saja. Semuanya dijalankan karena memang harus dijalankan, semua pekerjaan dikerjakan karena mengejar batas waktu yang telah ditentukan.
Tanpa disadari, semua yang dikerjakan serba cepat akan membuat kita rentan stres, merasa lelah, baik fisik maupun mental. Jika kamu merasakan hal itu, mungkin ini saatnya mencoba slow living.
Apa Itu Slow Living?
Slow living adalah gaya hidup yang berkaitan dengan ‘menikmati proses’ dalam hidup, tentang menciptakan waktu, ruang, dan energi kita untuk hal-hal yang paling berarti dalam hidup.
Slow living juga memungkinkan kita mengambil waktu untuk diri sendiri, menikmati makanan dengan santai, melakukan hobi menyenangkan, atau menghabiskan waktu bersama orang tersayang.
Gaya hidup slow living mendorong individu untuk memperlambat ritme dan menikmati hal-hal sederhana dalam hidup. Jadi, kita mengerjakan sesuatu bukan hanya asal jadi atau asal selesai tapi bagaimana mengikuti dan menikmati prosesnya.
Slow living berbeda dengan hidup bermalas-malasan atau menunda-nunda pekerjaan.
Slow living bisa tetap membuat kita produktif namun memberi kita ruang untuk memprioritaskan apa yang penting dan menetapkan jumlah waktu yang tepat untuk setiap pekerjaan atau aktivitas.
Konsep slow living juga bukan berarti kita anti gadget tetapi memastikan ketika kita menggunakan gadget, hal itu bermanfaat, tidak mengganggu dan menghabiskan seluruh waktu kita.
Jika banyak yang mulai menerapkan konsep slow living, mungkin ini merupakan respon terhadap budaya yang bergerak cepat dan penuh tekanan, yang banyak ditemui dalam masyarakat modern, khususnya di perkotaan.
Manfaat Slow Living
Menerapkan konsep slow living dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisik dan mental seseorang. Berikut ini beberapa manfaat dari menerapkan slow living.
Mengurangi stres
Dengan memperlambat ritme, meluangkan waktu untuk fokus pada momen saat ini, kamu dapat menumbuhkan perasaan tenang dan rileks sehingga bisa membantu mengurangi stres dan kecemasan.
Meningkatkan kesehatan mental
Memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan hobi, merawat diri, atau bersama orang yang terdekat akan menumbuhkan perasaan puas dan bahagia. Hal ini mendorong kesejahteraan dan kesehatan mental yang lebih baik.
Mengurangi risiko penyakit fisik
Menerapkan slow living, kamu akan cenderung melakukan kebiasan sehat seperti memiliki waktu rutin berolahraga dan pola makan sehat. Kebiasaan itu akan meningkatkan kualitas tidur, kebugaran tubuh, yang pada akhirnya bisa mengurangi risiko penyakit fisik.
Memiliki hubungan yang lebih kuat
Dengan memiliki prioritas yang jelas, kamu akan lebih banyak memiliki waktu untuk interaksi sosial sehingga akan memiliki hubungan yang lebih kuat dengan teman atau orang-orang terdekat.
Meningkatkan kreativitas
Tidak tergesa-gesa dalam melakukan segala aktivitas akan memberikan ruang untuk menumbuhkan kreativitas. Kamu akan memiliki waktu untuk mengeksplorasi ide-ide baru dan mencoba hal baru sehingga bisa merasakan kepuasan dan kebahagiaan.
Dengan slow living, kamu bisa fokus dan menikmati hal-hal kecil yang sering diabaikan. Kamu juga bisa punya ukuran kebahagiaanmu sendiri, sambil tetap melakukan aktivitas atau pekerjaan yang memang harus kamu lakukan.