Selalu ada kisah inspiratif dalam penyelenggaraan pesta olahraga Olimpiade. Dari pemecahan rekor, kisah atlet yang heroik hingga peran para mantan atlet yang terlibat dalam pesta olahraga tersebut. Ada yang membuat haru, rasa bangga dan ada juga yang menumbuhkan semangat.
Olimpiade tak hanya sekadar olahraga dan berlomba menjadi yang pemenang. Dalam Olimpiade juga ada kisah-kisah menyentuh, seperti persahabatan, pengorbanan dan perjuangan yang mengharukan. Berikut adalah beberapa diantaranya:
Medali emas pertama untuk Indonesia
Susi Susanti adalah atlet Indonesia pertama yang membuat lagu “Indonesia Raya” berkumandang di ajang Olimpiade. Memenangkan medali emas di nomor tunggal putri bulutangkis, Susi Susanti juga mengukir sejarah sebagai orang Indonesia pertama yang mendapat medali emas Olimpiade. Momen yang mengharukan adalah saat penyerahan medali dan diiringi oleh lagu “Indonesia Raya” di arena Olimpiade Atlanta 1996.
Peristiwa yang mengharukan ini kemudian diangkat ke film layar lebar dengan judul “Susi Susanti: Love All” yang diperankan oleh Laura Basuki sebagai Susi Susanti.
Derek Redmond yang pantang menyerah
Atlet lari asal Inggris, Derek Redmond adalah salah satu pelari yang sudah diprediksi akan menjuarai nomor lari 4×400 meter putra di Olimpiade Barcelona 1992. Derek sendiri sempat memimpin di posisi depan sebelum akhirnya mengalami cedera pada kakinya. Namun, di saat pendukungnya kecewa, Derek justru bangkit untuk melanjutkan pertandingan meskipun dengan kesakitan. Momen ini menjadi istimewa saat ayahnya, Jim Redmond juga menghampiri Derek untuk membantunya berjalan hingga menuju garis finish.
Peristiwa ini hingga sekarang dianggap sebagai salah satu momen paling inspiratif di sepanjang sejarah Olimpiade, karena mengajarkan kita untuk tidak mudah menyerah dan bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas yang sedang kita kerjakan.
Semangat Muhammad Ali menyalakan obor Olimpiade
Prosesi penyalaan obor Olimpiade adalah salah satu peristiwa yang paling dinantikan penonton dan para atlet. Di Olimpiade Atlanta 1996, peristiwa ini menjadi begitu istimewa karena yang mendapat kehormatan untuk menyalakan obor tersebut adalah legenda tinju dunia, Muhammad Ali.
Selain terkenal karena prestasinya sebagai petinju, Muhammad Ali juga diketahui menderita parkinson atau gangguan sistem saraf pusat yang mempengaruhi gerakan tubuh. Saat menyalakan obor, Muhammad Ali terlihat gemetar akibat penyakit yang dideritanya. Namun peristiwa inilah yang justru membuat banyak orang terharu dan terinspirasi dengan semangat juang Muhammad Ali.
Nilai sempurna Nadia Comaneci
Pesenam asal Rumania, Nadia Comaneci adalah atlet senam pertama yang mendapat nilai sempurna yaitu 10 di ajang Olimpiade. Nadia menorehkan prestasinya tersebut di Olimpiade Montreal 1976 dengan usianya yang masih 14 tahun saat itu.
Prestasi ini kemudian menjadikan Nadia Comaneci sebagai simbol sebuah kesempurnaan di ajang olahraga, terutama senam. Bayangkan saja, pada Olimpiade Montreal 1976 tersebut, Nadia memenangkan medali di semua cabang senam yang ia ikuti. Ia memperoleh angka sempurna (20 poin) untuk cabang Balok Bertingkat, dan nyaris sempurna (19,95 poin) untuk Balok Keseimbangan.
Tapi prestasi ini bukan diraih dengan mudah. Nadia Comaneci mengaku ia dilatih dengan sangat keras pada sebuah sekolah senam di Rumania. Namun berkat keteguhannya, kerja kerasnya menjadi tak sia-sia dan prestasinya sulit dikalahkan hingga sekarang.
Bersatunya Korea Selatan dan Korea Utara
Olimpiade Sydney 2000 menjadi saat bersejarah bagi Korea Selatan dan Korea Utara, karena saat itulah kedua negara ini memutuskan untuk bersatu dan tampil di Olimpiade dengan nama Korea Bersatu (Korea Reunification). Sejak perpecahan kedua Korea pada 1950, kedua negara tersebut tak pernah harmonis dalam hubungan politik.
Itu sebabnya momen bersatunya Korea Selatan dan Korea Utara ini cukup mengejutkan sekaligus menguatkan semangat sportivitas dalam dunia olahraga yang tak hanya menekankan persaingan tapi juga persatuan dan kebersamaan.
Usain Bolt Pecahkan Rekor
Pelari jarak pendek asal Jamaika, Usain Bolt menorehkan prestasi gemilang di Olimpiade Beijing 2008. Ia memecahkan rekor atletik di cabang lari 100 meter dan lari estafet 4×100 meter di ajang tersebut. Rekor sebagai “manusia tercepat” ini kemudian juga ia patahkan sendiri di Kejuaraan Atletik Dunia pada 2009.
Sebelumnya, rekor tercepat lari 100 meter di Olimpiade sempat dipegang oleh pelari Amerika Serikat, Carl Louis yang tercatat di Olimpiade Seoul 1988. Yang kemudian menjadi inspirasi banyak orang adalah Usain Bolt sendiri mengaku bahwa sebelumnya ia sempat tak percaya diri untuk tampil karena minimnya pengalaman. Apa yang dialami Usain Bolt di Olimpiade Beijing 2008 bisa memberi kita pelajaran bahwa kita harus punya motivasi yang kuat melawan rasa tak percaya diri untuk bisa menampilkan yang terbaik.
Abebe Bikila, Berlari Tanpa Alas Kaki
Pelari marathon asal Ethiopia ini menjadi pelari pertama di Olimpiade yang berlari tanpa alas kaki. Momen menarik ini terjadi di Olimpiade Roma 1960. Saat itu Abebe Bikila harus mengikuti cabang marathon karena menggantikan pelari satu timnya yang sakit. Namun ia tidak menemukan sepatu yang cocok untuk ukuran kakinya dan memutuskan untuk berlari tanpa alas kaki, seperti yang biasa ia lakukan di tempat tinggalnya sejak kecil.
Keputusan ini tentu saja menarik perhatian banyak orang. Namun dengan berlari tanpa alas kaki inilah Abebe Bikila ternyata bisa memenangkan medali emas Olimpiade, sekaligus menjadi orang Sahara-Afrika pertama yang meraih medali emas di pesta olahraga tersebut. Ternyata, keterbatasan tak bisa membatasi kemampuan seseorang untuk berkarya. Setidaknya Abebe Bikila membuktikan hal ini.
Nah, Olimpiade ternyata juga punya banyak cerita menarik yang bisa memotivasi kita dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, tetap semangat dan termotivasi dalam beraktivitas!