Sebelum pandemi Covid-19, masyarakat di seluruh dunia sebenarnya sudah dihadapkan dengan persoalan penyakit tidak menular nih, Sahabat Goodlife. Beberapa contoh dari penyakit tidak menular yaitu penyakit jantung, hipertensi, diabetes, arthritis, kanker, dan masih banyak lagi.
Penyakit tidak menular ini umumnya muncul akibat gaya hidup tidak sehat serta bagaimana kita berperilaku. Dan orang-orang yang sudah terkena atau memiliki riwayat penyakit tersebut, akan cenderung lebih mudah terinfeksi Virus Covid-19.
Dalam webinar bertema “Flexitarian : Sustaining the Healthy Habits with Real Food” bersama Re.juve, tanggal 3 Desember 2020 lalu, mengajak kita untuk waspada terhadap dampak perubahan gaya hidup selama pandemi. Jadi, yuk kita sama-sama belajar untuk mengubah gaya hidup sehat melalui pembahasan flexitarian kali ini.
Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Sebelum mempelajari lebih jauh, Sahabat Goodlife harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang memiliki risiko untuk penyakit tidak menular. Berikut persentasenya di Indonesia, menurut Badan Litbangkes tahun 2013 :
- Kurang konsumsi sayur dan buah = 93,6%
- Konsumsi tinggi gula = 53,1%
- Prevalensi merokok usia > 15 tahun = 36,3%
- Obesitas = 28,9%
- Obesitas sentral = 26,6%
- Konsumsi tinggi natrium / garam = 26,2%
- Kurang aktivitas fisik = 26,1%
- Konsumsi alkohol dalam 12 bulan terakhir = 4,6%
Berdasarkan data di atas yang dipaparkan oleh dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes sebagai ahli gizi, kesadaran untuk konsumsi sayur dan buah masih sangat kecil. Inilah mengapa kita harus mulai mengubah gaya hidup sehat, mulai dari pola makan.
Peran Penting Sayur dan Buah
Sayur dan buah memiliki peran yang paling utama dalam menciptakan tubuh tetap sehat dari gangguan penyakit. Jika masih susah, kamu perlu mengetahui peran penting dari sayur dan buah di bawah ini :
- Untuk mengoptimalisasi reaksi metabolisme tubuh.
- Sebagai sumber air untuk melarutkan zat gizi dan zat toksis.
- Sumber serat untuk keseimbangan kadar glukosa darah, tekanan darah dan lipida darah.
- Sumber vitamin dan mineral dalam menyeimbangkan tekanan darah.
- Sumber fitokimia yang berperan sebagai antioksidan dalam mengurangi risiko kanker dan penyakit lainnya akibat penuaan dan kerusakan sel.
Atur Pola Makan Dengan Diet Flexitarian
Metode flexitarian menempatkan sayur sebagai makanan wajib dikonsumsi pada tingkat pertama, kemudian disusul oleh buah. Lalu karena sifatnya yang flexible namun tetap vegetarian, kita masih diperbolehkan makan daging. Selain itu, masih ada beberapa jenis makanan yang dianjurkan seperti :
- Kacang-kacangan serta hasil olahan, misalnya tempe dan tahu.
- Dairy products, susu serta produk olahannya yaitu yogurt dan keju.
- Gandum utuh dan biji-bijian utuh atau serealia lainnya yang lebih berserat.
Kelebihan Dari Diet Flexitarian
Diet flexitarian sama halnya dengan pola makan sehat yang mengutamakan gizi seimbang, diet yang cukup baik dari sekian banyak diet ekstrim yang berkembang.
Karena komponen seimbang dari aneka ragam jenis makanan yang dikonsumsi tadi, berdampak baik pada tubuh kita. Manfaat yang bisa didapatkan adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan Kesehatan Pencernaan
Tubuh yang sehat bersumber dari pencernaan yang terjaga pula kesehatannya. Di usus terdapat gut microbiota yang berfungsi meningkatkan kemampuan hati dalam metabolisme zat gizi serta memelihara mood kita agar selalu baik.
Gut microbiota akan mati jika tidak mendapatkan asupan gizi yang baik, stres, kurang tidur, jarang bergerak, atau terlalu banyak konsumsi antibiotik maupun obat-obatan tertentu. Dengan diet flexitarian yang kaya akan serat, dapat mempertahankan gut microbiota dan menciptakan kesehatan pencernaan.
2. Meningkatkan Imunitas
Seperti disinggung dalam poin pertama, peningkatan asupan serat dapat meningkatkan jumlah gut microbiota yang akan menstimulasi kerja sel dalam proses imunitas tubuh. Selain itu, asupan beta karoten yang diserap maksimal dapat memelihara sel epitel yang terlibat dalam fungsi imunitas.
3. Baik Untuk Menurunkan Kolesterol
Mengonsumsi susu dan yoghurt dalam diet flexitarian membantu menurunkan risiko hiperkolesterolemia, yaitu suatu keadaan saat jumlah kolesterol tinggi dalam darah. Selanjutnya, asupan serat yang lebih dari 25 gram/hari dalam metode flexitarian, mampu memutus siklus kembalinya kolesterol dari usus halus ke hati.
4. Baik Untuk Mengontrol Gula Darah
Serelia utuh seperti gandum utuh yang dipakai dalam metode flexitarian merupakan jenis karbohidrat yang baik. Hasil metabolisme energinya berupa glukosa, yang dilepaskan secara bertahap sehingga menjamin keberlangsungan energi.
Dari kandungan serat serta berbagai mikronutrien tersebut sanggup mendukung proses metabolisme, sehingga tubuh bekerja dengan baik. Saat fungsi tubuh baik dan gula darah terkontrol, psikis dan mental kita pun menjalankan tugasnya secara seimbang. (Ayu Fauziah).