Sama-Sama Gangguan Kesehatan Mental, ini Bedanya Ilusi, Halusinasi dan Delusi

Gangguan mental atau gangguan kejiwaan sering diidentikan dengan istilah halusinasi, delusi atau ilusi tanpa memahami dengan baik apa arti masing-masing istilah tersebut. Meskipun sama-sama jenis gangguan mental, ketiganya punya pengertian berbeda.

Sebetulnya, hampir setiap orang pernah mengalami halusinasi, ilusi dan delusi. Namun mungkin gangguannya tidak terlalu parah sehingga kita tidak terlalu menganggapnya serius atau tidak menyadarinya.

Lalu, apa sebenarnya perbedaan ketiganya?

Semua orang berpotensi terkena halusinasi, delusi dan ilusi (Foto: Xframe)
Sponsored Links

Halusinasi, Delusi dan Ilusi, Pahami Bedanya

Halusinasi

Hampir semua orang pernah mengalami gangguan ini. Pada dasarnya, halusinasi adalah gangguan persepsi yang membuat seseorang merasa mendengar, mencium, merasakan atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada sama sekali.

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan halusinasi, namun pada intinya gangguan ini penyebabnya ada 2 jenis, yaitu gangguan mental dan gangguan fisik. Beberapa penyebab yang termasuk dalam gangguan mental adalah:

  • Psikosis (kesulitan membedakan yang nyata dan tidak nyata)
  • Skizofrenia (gangguan mental yang mempengaruhi tingkah laku, emosi dan komunikasi)
  • Bipolar (gangguan mental yang sebabkan perubahan suasana hati dengan drastis)
  • Depresi disertai gangguan psikotik
  • Demensia (gangguan mental yang sebabkan penurunan daya ingat)

Sedangkan penyebab yang termasuk gangguan fisik adalah:

  • Demam tinggi pada anak dan lansia
  • Tumor otak
  • Gangguan pada mata
  • Migrain
  • Epilepsi
  • Stroke

Penyebab lainnya yang bisa mengakibatkan terjadinya halusinasi adalah cedera di kepala, kecanduan alkohol, hingga gangguan tidur.

Halusinasi membuat orang merasa melihat, mendengar atau mencium sesuatu yang tidak ada (Foto: Xframe)

Delusi

Mirip dengan halusinasi, delusi juga merupakan gangguan kejiwaan yang menyebabkan seseorang merasa melihat, mendengar atau mencium sesuatu yang sebetulnya tidak ada. Namun pada delusi, penderitanya merasa yakin dan berusaha meyakinkan orang lain bahwa  bahwa yang dialaminya adalah sesuatu yang nyata.

Delusi sendiri terbagi dalam beberapa jenis, seperti:

  • Grandiose

Ini adalah jenis delusi yang membuat seseorang cenderung merasa dirinya adalah orang yang sangat hebat, berprestasi, punya banyak kenalan orang terkenal, sukses hingga punya kekuasaan besar. Padahal semuanya itu tidak benar.

Delusi jenis ini juga cenderung disertai dengan gejala narsistik, yaitu mengagumi dirinya sendiri dalam porsi berlebihan.

  • Erotomania

Penderita delusi jenis ini meyakini bahwa dirinya dipuja, dikagumi dan dicintai oleh oleh orang-orang terkenal atau selebriti. Itu sebabnya penderita delusi jenis ini bisa melakukan tindakan tak terkendali untuk melakukan kontak pribadi atau menguntit orang yang menjadi objeknya.

  • Cemburu

Rasa cemburu yang berlebihan dan tanpa didasari bukti yang nyata bisa menjadi salah satu jenis delusi. Biasanya penderita delusi jenis ini akan menuduh pasangannya tidak setia walaupun tak punya bukti apapun. 

Penderita jenis delusi yang satu ini umumnya akan bersifat posesif, melindungi pasangannya dengan berlebihan dan sangat mudah emosi karena cemburu yang tinggi.

Cemburu berlebihan dan tanpa bukti termasuk dalam delusi (Foto: Xframe)
  • Bizzare

Sesuai dengan namanya, jenis delusi yang satu ini umumnya membuat penderitanya meyakini hal yang aneh-aneh, seperti bisa bicara dengan hewan, bisa terbang, diculik makhluk alien, bisa menghilang dan lain-lain.

Ilusi

Ilusi adalah kondisi dimana respon dari salah satu atau beberapa panca indera kita disalah artikan oleh otak sehingga berbeda atau tidak sesuai dengan kenyataannya. Misalnya, kamu merasa melihat orang melintas, padahal itu adalah cahaya dari lampu mobil yang sedang lewat.

Orang yang mengalami ilusi juga kadang melihat sebuah objek menjadi lebih besar dari kenyataannya.

Ilusi bisa terjadi pada orang dengan kondisi mental yang sehat, meskipun umumnya terjadi pada penderita skizofrenia. Ilusi juga sebetulnya tidak berbahaya bagi kesehatan mental, namun bila terjadi berulang-ulang dan mulai berkembang pada gejala delusi dan halusinasi, sebaiknya kamu segera konsultasikan ke psikolog.

Baik ilusi, halusinasi maupun delusi adalah gangguan yang sering dialami banyak orang bahkan mungkin juga kita sendiri, terutama kamu yang aktif dan rentan terserang stress saat bekerja. Itu sebabnya kamu harus memahami perbedaan ketiga gangguan mental tersebut untuk bisa mencegah dan menghindari gejalanya.

Visited 98 times, 1 visit(s) today