Hai, saya Mariko Murata. Saya ekspatriat Jepang yang bekerja di salah satu hotel di Jakarta. Saya penggemar olahraga outdoor. Tapi selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta, saya tidak bisa menyalurkan hobi lari lintas alam saya. Namun ada satu barang yang saya beli lewat online, yang membuat saya menjadi tetap semangat berolah raga walaupun di dalam rumah, yaitu tali skipping!
Terakhir kali saya bermain skipping adalah saat masih SD. Saya bertanya-tanya apakah saya masih ingat cara melompat. Mungkin…
Setelah beberapa hari, akhirnya pesanan saya datang. Saya pesan tali skpping yang biasa dipakai untuk kompetisi dengan berat 200 gram.
Saya coba skipping, dan rasanya seperti kembali ke masa kecil, senang karena bisa melompat-lompat. Saya mencoba double unders (dua kali putaran tali dalam satu lompatan) 25 kali pada 1 Mei.
Ternyata teman-teman kelompok running saya sudah lebih dulu dari saya menjalankan olahraga skipping. Kata mereka, skipping efektif untuk downhill running, juga untuk latihan yang melatih otot inti.
Hmmm…. Setelah saya cari tahu ternyata…
Olahraga skipping sudah diketahui luas sangat efektif untuk melatih fungsi jantung dan paru-paru. Melompat beberapa menit dalam sehari saja dapat mengencangkan otot tubuh. Hasil pengamatan jantung dan pembuluh darah terhadap orang yang melakukan lompat tali 10 menit sehari selama 6 minggu menunjukkan bahwa, hasilnya sama dengan orang yang melakukan jogging 30 menit setiap hari.
Esquire
(Artikel Asli: “Mengapa Skipping yang Bahkan Bisa Dimainkan Seorang Pemula Dapat Menjadi Total-Body Workout” di dalam bahasa Jepang)
Dari situ setiap hari saya merekam kegiatan skipping saya dan mempostingnya di Facebook. Karena media dan sosmed kebanyakan memuat berita Covid-19, “Lupakan Covid-19 selama Anda melihat postingan double unders sederhana saya,” pikir saya dengan ringan.
Tapi ternyata, saya mendapatkan respon dan pesan menarik dari teman-teman Facebook. “Saya jadi rutin menghitung double unders kamu tiap hari” dan ada juga kakak kelas zaman kuliah di Amerika dulu mengirimkan video double unders cross jump dan hal itu membuat silaturahmi kami terjalin kembali.
Skipping ternyata bisa menjadi sarana komunikasi. Ibu saya juga bilang kalau dia jadi rutin menonton video latihan skipping saya setiap hari. Akhirnya saya jadi tidak bisa berhenti menekuni skipping.
Sejak memulainya tanggal 1 Mei, saya menargetkan dalam sebulan bisa 100 kali double unders tanpa putus, tapi saat ini saya baru bisa sampai 98 kali. Target yang tidak mudah dicapai.
Metode latihan skipping ala saya adalah:
Bangun jam 5 pagi (tidak peduli semalam tidur jam berapa).
Peregangan tubuh 5-7 menit.
Lari 30 menit untuk pemanasan.
Lanjut Skipping!
Lompatan dasar 120 lompatan/menit, sebanyak 5 kali.
“Challenge Seratus”: double unders, minimal 60 kali, menargetkan 100 kali (direkam kamera).
Dengan skipping, ketepatan forefoot (mendarat dengan ujung kaki) untuk running saya terlatih secara alami. Hal tersebut juga bisa memperbaiki postur lari, serta melatih bagian tubuh saya yang diperlukan saat downhill.
Buat Anda yang kurang olahraga karena Work From Home (WFH), dan merasa baju menjadi sempit karena sering ngemil sambil hangout di Zoom, mungkin sekarang Anda jadi tertarik untuk ikut latihan skipping. (Mariko Murata)
Instagram@Supermariko001