Suka Umbar Kebencian, Gejala Gangguan Mental?

ujaran kebencian

Berkomunikasi saat ini dihadapkan pada banyak pilihan, terutama melalui beragam platform digital yang mudah digunakan, seperti media sosial. Tapi tanpa disadari, kemudahan ini justru membawa kita pada kondisi yang kadang kurang baik. Misalnya, seperti mengemukakan ujaran kebencian dengan sangat bebas.

Pada dasarnya, yang dimaksud dengan ujaran kebencian atau hate speech adalah segala jenis komunikasi dalam bentuk ucapan, tulisan, maupun perilaku yang bersifat menyerang atau diskriminatif terhadap suatu objek. Yang menjadi objek dari ujaran kebencian juga bermacam-macam, bisa individu, kelompok, agama, ras, jenis kelamin atau identitas lainnya.

Media sosial, saat ini menjadi platform yang dianggap paling umum digunakan untuk melakukan ujaran kebencian, meskipun sebetulnya cara menyampaikan sikap ini bisa dilakukan dengan jenis komunikasi yang bermacam-macam, seperti pidato di televisi dan tempat umum. Di dunia maya, orang yang melakukan sikap ini dikenal dengan sebutan haters, yaitu orang yang dianggap punya sifat membenci sesuatu dan selalu mengutarakan kebenciannya hampir pada semua konten media sosialnya.

Amarah Hingga Kurang Kasih Sayang

Menurut analisa dari Halodoc, perilaku haters bisa jadi merupakan salah satu bentuk gangguan mental karena seseorang dianggap tidak mampu untuk mengendalikan amarah dengan sehingga cenderung mengeluarkan perkataan yang sifatnya agresif.

Sikap ini bisa disamakan dengan perilaku agresi yang secara umum terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:

  • Agresi instrumental, yaitu perilaku agresi yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya: menyerang kompetitor dalam persaingan politik atau menyudutkan kelompok tertentu karena mendukung kelompok lain.
  • Agresi karena marah, yaitu sikap agresi yang dilakukan karena seseorang mengalami suatu kemarahan akibat orang lain atau situasi tertentu. Misalnya: mencaci maki pemerintah karena tidak suka atau tidak puas kebijakan yang dibuat.

Menariknya lagi, pelaku ujaran kebencian juga bisa mengindikasikan kurangnya kasih sayang pada masa lalu orang tersebut. Kasih sayang ini bisa saja dari keluarga atau dari orang lain di lingkungannya. Secara psikologis, orang-orang yang berada pada kondisi seperti ini kecenderungannya lebih mudah untuk melakukan ujaran kebencian. 

Marah pada sesuatu bisa memicu sifat agresi seperti ujaran kebencian. (Foto: Pexels)

Ini terjadi karena kurangnya kasih sayang yang diterima membuat seseorang merasa bahwa menjalin persahabatan dengan banyak orang itu adalah sesuatu yang sulit dan menjauhi atau memusuhi mereka adalah hal yang terbaik.

Agar Tidak Terjebak Ujaran Kebencian

Lalu, di era digital seperti saat ini, bagaimana caranya untuk tidak terjebak menjadi haters dan penebar ujaran kebencian terutama di media sosial? Sementara media sosial adalah platform yang sangat sering digunakan dan cukup rawan untuk melihat ujaran kebencian. Nah, beberapa langkah ini bisa kamu jadikan acuan:

Memahami fitur media sosial

Beberapa media sosial besar, seperti Facebook kini sangat tegas dalam mengatur konten yang bersifat ujaran kebencian. Kamu bisa mempelajari hal-hal apa saja yang dilarang untuk dimuat di platform tersebut. Dan yang penting, kamu juga harus memahami fitur-fitur apa saja yang ada di platform media sosial kamu, sehingga kamu bisa menyaring konten yang bersifat ujaran kebencian atau memblokir orang-orang yang menurut kamu bersifat haters.

Berani melaporkan

Bila kamu mengetahui ada satu konten yang mengandung ujaran kebencian, kamu bisa langsung melaporkan konten tersebut. Facebook juga memiliki fitur untuk melaporkan hal ini dengan cukup rinci. Misalnya, kamu bisa melaporkan konten hate speech dengan pilihan terkait ras atau etnis, asal-usul negara, agama, sosial, orientasi seksual, jenis kelamin dan hal lainnya. Dan tentu saja pada saat kamu melapor, identitas kamu akan tetap dirahasiakan.

Tidak merespon balik

Ujaran kebencian, terutama di media sosial akan semakin berkembang bila banyak orang yang menanggapinya. Semakin ramai yang menanggapi maka pesan kebenciannya juga akan semakin tersebar. Langkah sederhana untuk menghentikan kondisi ini dan tetap menjauhkan kamu dari lingkaran ujaran kebencian adalah dengan tidak memberikan respon apapun terhadap ujaran tersebut.

Fokus pada hal positif

Media sosial sebetulnya dirancang untuk menawarkan banyak hal menarik, seperti teknologi, traveling, buku-buku best seller, film terlaris, sepeda, olahraga, seni dan lain-lain. Kamu bisa memilih hal yang menurut kamu memberikan dampak positif, seperti bergabung pada grup pecinta sepeda, pecinta kuliner atau mengikuti akun orang-orang sukses yang memberi motivasi. 

Dengan fokus pada hal positif, maka kamu juga semakin tidak tertarik dengan konten-konten yang bersifat ujaran kebencian. Dan tentunya, ini akan bikin hidup kamu lebih bersemangat dan dipenuhi oleh hal-hal positif.