Ternyata ini Penyebab Orang Bersikap Temperamental

kesehatan mental

Temperamental sering ditujukan pada orang yang mudah marah, sulit mengendalikan emosi, dan kerap mengalami perubahan suasana hati menjadi buruk. Lalu, apa yang menyebabkan seseorang bisa memiliki kepribadian yang temperamental?

Orang sering salah kaprah atau salah menggunakan istilah temperamen dan temperamental. Dalam ilmu psikologi, temperamen adalah karakteristik atau sifat seseorang dalam merespons situasi. Responnya bisa berbeda, seperti marah, diam, sedih dan lain-lain. Setiap individu yang temperamen punya sifat respon yang berbeda-beda. Sedangkan temperamental adalah sifat mudah marah dalam menghadapi berbagai hal. Responnya hanya satu,yaitu marah.

Dilansir dari Verrywell Mind para peneliti dan ilmuwan menetapkan ada empat tipe utama temperamen, yaitu:

  • Optimis, yaitu orang yang memiliki kepribadian ekstrovert, mudah bergaul, banyak bicara dan enerjik. Temperamen optimis juga cenderung impulsif dan suka mencari sensasi.
  • Mudah Tersinggung. Temperamen mudah tersinggung inilah yang kerap dikenal sebagai orang yang temperamental. Memiliki karakteristik yang tegas, dominan, keras kepala, dan tidak sabar.
  • Apatis. Orang dengan temperamen apatis terkenal santai, sangat berempati ketika berhubungan dengan orang lain, sabar, dan cenderung menghindari konflik.
  • Melankolik. Ciri khas orang dengan temperamen melankolik adalah pendiam, lebih suka bekerja sendiri dibanding dengan tim, bijaksana, sensitif, dan mudah cemas.
Temperamental adalah bagian dari sifat temperamen yang jenisnya suka meledakkan emosi dalam merespon sesuatu (Foto: Pexels)
Sponsored Links

Penyebab Orang Bersifat Temperamental

Orang dengan temperamen mudah tersinggung atau dikenal sebagai temperamental identik dengan kepribadian yang mudah marah, meledak-ledak, dan sulit mengendalikan amarahnya. 

Seringkali, si temperamental mudah tersulut amarahnya untuk hal-hal kecil, seperti mendapat kritikan atau sekadar masukan dari orang lain. Orang dengan sifat temperamental sulit diajak berdiskusi apalagi berdebat, terlebih berada dalam kondisi yang penuh tekanan, seperti menjadi pemimpin.

Lalu, apakah sifat temperamental itu termasuk gangguan jiwa?

Jika amarah meledak-ledak disebabkan oleh suatu hal atau kondisi, artinya kepribadian orang tersebut memang temperamental, bukan termasuk gangguan jiwa. Namun jika marah-marah tanpa sebab dan berperilaku impulsif, bisa menjadi gejala gangguan BPD (Borderline Personality Disorder) atau gangguan kepribadian ambang. 

Sampai saat ini, sifat temperamental dipengaruhi salah satunya oleh faktor genetika. Dilansir dari MedlinePlus para ilmuwan memperkirakan bahwa 20-60% sifat temperamen (optimis, mudah tersinggung, apatis, dan melankolik) ditentukan oleh genetika.

Selain genetika, faktor lingkungan juga bisa membentuk seseorang memiliki sifat tempramental, seperti masa kecil yang ditelantarkan atau tumbuh di keluarga yang kurang harmonis.

Ada berbagai hal yang jadi sebab orang bersifat temperamental (Foto: pexels)

Mengatasi Sifat Temperamental

Meski sifat temperamental sudah menjadi bawaan, namun kamu tetap harus mengontrolnya. Pasalnya, sifat temperamental bisa mengganggu aktivitas, hubungan sosial, dan juga gangguan kesehatan seperti sakit kepala, tekanan darah tinggi, serangan jantung hingga stroke.

Jika menyadari kamu mudah marah, beberapa hal berikut ini bisa kamu coba untuk mengatasinya.

Kenali penyebabnya

Mengenali hal-hal yang membuat kamu marah, bisa membantu kamu untuk menghindarinya. Namun jika penyebabnya di luar kendali kamu, misalnya ada yang mengkritik pekerjaanmu, kamu bisa membuat tenang dirimu sendiri, misalnya dengan menarik napas dalam-dalam, pergi ke tempat yang lebih tenang, mencuci muka, atau minum air putih.

Menulis jurnal

Menulis jurnal atau buku harian bisa menjadi alternatif kamu untuk meluapkan kemarahan. Tulis juga hal yang memicu amarah, lalu apa yang kamu rasakan, mengapa hal itu mengganggu pikiranmu hingga membuatmu marah. Menulis jurnal bisa membuatmu tetap menyalurkan emosi namun dengan cara yang lebih baik.

Belajar memaafkan

Terkadang perasaan memaafkan orang lain bisa memadamkan amarah di dalam hati. Kamu bisa mengalihkan pikiran dengan hal-hal positif dan menyenangkan. Ubah cara pandangmu, misalnya kesalahan atau perilaku orang lain yang membuat kamu marah, pasti pernah kamu lakukan juga pada orang lain. Jadi belajarlah untuk memaafkan.

Menyalurkan emosi dan amarah memang menjadi hal yang penting bagi kesehatan mental. Namun perlu disadari bahwa kita juga perlu menghargai dan menghormati orang lain. Sampaikan hal yang mengganggu hingga membuat kamu marah dengan cara yang lebih dewasa dan bijaksana.

Visited 142 times, 1 visit(s) today