Zat Aditif dan Zat Adiktif, ini Bedanya dan Dampaknya Buat Kesehatan

Dalam keseharian kita sering mendengar istilah zat aditif dan zat adiktif. Keduanya sering dikaitkan dengan kecanduan bahan-bahan tertentu yang mengakibatkan gangguan kesehatan kronis.

Namun banyak yang belum memahami bahwa aditif dan adiktif adalah dua zat yang sama sekali berbeda, terutama dalam pandangan medis.

Sponsored Links

Beda Zat Aditif dan Zat Adiktif

Zat aditif adalah bahan kimia yang ditambahkan ke makanan atau minuman untuk meningkatkan rasa, warna, tekstur, atau tampilan produk. Contoh zat aditif termasuk pengawet, pewarna, perasa, emulsifier, dan zat pengental. Zat aditif biasanya aman untuk dikonsumsi dalam jumlah kecil sesuai dengan regulasi pemerintah yang ada.

Sementara itu, zat adiktif adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan ketergantungan fisik atau psikologis pada seseorang yang mengonsumsinya. Contoh zat adiktif termasuk nikotin dalam rokok, kafein dalam kopi dan minuman berkafein, dan alkohol dalam minuman beralkohol. Zat adiktif dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan atau dalam jangka waktu yang lama.

Zat aditif terdapat pada pengawet makanan (Foto: Pexels)

Dampak untuk Kesehatan

Selain perbedaan tersebut, banyak orang yang meyakini keduanya memiliki pengaruh yang sama saja terhadap kesehatan tubuh. Apakah benar demikian?

Meskipun zat aditif yang diizinkan untuk digunakan dalam makanan biasanya telah melalui uji keamanan dan disetujui oleh badan regulasi pemerintah, beberapa zat aditif tertentu mungkin dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan atau dalam jangka waktu yang lama.

Beberapa contoh zat aditif yang berpotensi berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan adalah:

Aspartam

Aspartam adalah pengganti gula buatan yang umum digunakan dalam minuman ringan, permen karet, dan makanan ringan. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa aspartam dapat menyebabkan migrain, sakit kepala, dan efek samping lainnya pada sejumlah kecil populasi yang sensitif.

Natrium nitrit

Natrium nitrit digunakan sebagai pengawet dalam daging olahan seperti sosis dan bacon. Jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan, natrium nitrit dapat meningkatkan risiko kanker dan kerusakan sel-sel dalam tubuh.

MSG

MSG atau Monosodium Glutamate adalah zat aditif yang umum digunakan dalam makanan, seperti dalam beberapa makanan ringan dan saus. Beberapa orang mungkin mengalami gejala seperti sakit kepala, mual, dan keringat setelah mengonsumsi MSG.

makanan msg
MSG pada makanan termasuk aditif (Foto: Pexels)

Pewarna makanan

Beberapa pewarna makanan tertentu, seperti pewarna merah no. 40, telah dikaitkan dengan hiperaktivitas pada anak-anak dan dapat meningkatkan risiko kanker pada beberapa kasus.

Pengawet BHA dan BHT

Pengawet BHA (Butylated Hydroxyanisole) dan BHT (Butylated Hydroxytoluene) digunakan untuk mencegah oksidasi dalam makanan seperti minyak goreng dan produk roti. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa zat-zat ini dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti kerusakan sel dan penyakit jantung.

Meskipun tidak semua zat aditif berbahaya, penting untuk memperhatikan asupan makanan yang kita konsumsi dan membaca label makanan untuk mengetahui apakah ada zat aditif tertentu yang digunakan dalam produk tersebut dan sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah yang tepat dan sesuai dengan regulasi pemerintah yang ada.

Sedangkan zat adiktif dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya pada kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan atau dalam jangka waktu yang lama. Beberapa bahaya zat adiktif antara lain:

  1. Ketergantungan fisik dan psikologis. Zat adiktif seperti nikotin, kafein, dan alkohol dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis pada seseorang yang mengonsumsinya. Hal ini dapat menyebabkan perubahan perilaku, kesehatan mental dan fisik yang buruk, serta sulit untuk berhenti mengonsumsi zat tersebut.
  2. Gangguan kesehatan mental. Penggunaan zat adiktif dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan tidur.
  3. Kerusakan organ. Beberapa zat adiktif seperti alkohol dan obat-obatan terlarang dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh seperti hati, ginjal, dan otak.
  4. Gangguan sistem saraf. Beberapa zat adiktif seperti nikotin dan obat-obatan terlarang dapat merusak sistem saraf, yang dapat menyebabkan masalah seperti kejang, kehilangan koordinasi, dan kelemahan otot.
  5. Meningkatkan risiko penyakit. Beberapa zat adiktif seperti alkohol dan rokok telah terbukti meningkatkan risiko penyakit serius seperti kanker, penyakit jantung, dan stroke.

Jika seseorang mengalami ketergantungan zat adiktif, maka sebaiknya segera mencari bantuan medis dan dukungan sosial untuk mengatasi masalah tersebut.

Dalam kesimpulannya, zat aditif dan zat adiktif adalah dua hal yang berbeda dan memiliki efek yang berbeda pada tubuh manusia. Zat aditif umumnya dianggap aman untuk dikonsumsi dalam jumlah yang sesuai, sedangkan zat adiktif dapat menyebabkan efek samping dan bahaya kesehatan yang serius.

Visited 92 times, 1 visit(s) today