6 Mitos yang Bikin Kamu Salah Paham Soal Yoga, Jangan Dipercaya!

Ilustrasi Gerakan Barreless, Yoga

Peminat olahraga yoga semakin meningkat. Kalau dulu mungkin fasilitas yoga dipenuhi oleh para wisatawan asing atau para ekspat di Indonesia, kini generasi muda sangat menyukai aktivitas kebugaran yang satu ini. Meski begitu, mitos seputar yoga tetap bergentayangan di masyarakat awam.

Percaya tak percaya, yoga tidak lepas dari banyak mitos yang menyelimutinya khususnya di Indonesia. Akibatnya, meskipun pecinta yoga terus bertambah, namun anggapan miring terkait olahraga yang satu ini terus saja beredar di masyarakat.

Berikut ini adalah beberapa mitos yang beredar tentang olahraga yoga dan tak perlu kamu percaya:

1. Yoga cuma untuk perempuan

Sepintas memang kelas-kelas yoga selalu didominasi oleh kaum wanita. Tapi sebetulnya yoga tidak membatasi pesertanya berdasarkan jenis kelamin. Yoga sangat terbuka untuk peserta baik pria maupun wanita. 

Saat ini bahkan cukup banyak pria yang aktif di kelas-kelas yoga dan bahkan hingga menjadi instruktur profesional. Di Indonesia bahkan selebriti Anjasmara saat ini juga aktif menggeluti dunia yoga.

yoga
Yoga sering dianggap hanya untuk perermpuan saja (Foto: Pexels)

2. Yoga terkait agama tertentu

Sejarah yoga sendiri berasal dari India yang sudah dimulai sejak sekitar 5.000 tahun yang lalu. Inilah yang kemudian membuat yoga menjadi identik dengan ajaran Hindu dan Buddha. Padahal yoga tidak terkait pada agama apapun. 

Karena perjalanan historisnya yang melalui budaya Hindu dan Buddha bukan berarti kemudian yoga menjadi milik agama tertentu. Yoga adalah sebuah teknik olah jiwa dan raga untuk mencapai kondisi kesehatan yang lebih baik. Bukan sebuah ritual agama!

3. Yoga cuma buat yang tubuhnya lentur

Mitos ini sangat melekat pada yoga mengingat yoga juga memiliki pose-pose menekuk dan melipat bagian-bagian tubuh tertentu. Imaji inilah yang kemudian membuat banyak orang berpikir untuk enggan ikut kelas yoga dengan alasan tubuhnya tidak lentur.

Kamu juga pasti pernah melihat sendiri teman-teman kamu yang sedang ikut yoga membagikan foto di media sosial dengan pose-pose ekstrem yang menekuk tubuh.

Yoga sebetulnya berfokus pada kekuatan otot, pernapasan dan ketenangan jiwa. Gerakan seperti menekuk bagian tubuh tertentu memang ada dalam beberapa pose, tapi kamu bisa melatihnya dengan ikut kelas yoga secara rutin.

Vinyasa yoga
Tidak ada aturan bahwa yoga hanya untuk yang bertubuh lentur saja (Foto: Pexels)

4. Yoga sama dengan stretching

Justru sebelum melakukan yoga, kamu wajib stretching dulu. Beberapa pose yoga sering dianggap sama saja dengan melakukan stretching. Memang ada benarnya juga, karena gerakan-gerakan pada yoga juga meliputi gerakan peregangan agar tidak terjadi cedera otot.

Namun yoga secara keseluruhan tak berhenti sampai di stretching saja. Ada fase-fase gerakan tertentu dalam satu rangkaian yoga, dimana kamu akan memulainya dengan gerakan yang lebih ringan kemudian meningkat dengan gerakan yang mengharuskan kamu lebih fokus pada keseimbangan, kekuatan otot dan pernapasan.

5. Orang tua tidak boleh yoga

Gerakan-gerakan pada yoga memang banyak yang membutuhkan fleksibilitas tinggi, tapi bukan berarti orang dengan usia lanjut tidak bisa atau tidak boleh mengikutinya. Yoga tidak membatasi usia para pesertanya, itu sebabnya ada banyak jenis gerakan pada yoga yang bisa disesuaikan dengan kondisi orang sesuai dengan usianya.

6. Yoga bukan olahraga

Anggapan ini beredar karena melihat yoga hanya sebatas gerakan-gerakan bertempo lambat saja. Mitos ini terbentuk akibat pikiran dibawah sadar kita sudah terakumulasi dari kebiasaan melihat olahraga yang temponya cepat, seperti sepak bola, balap motor dan bola basket.

Perlu kamu tahu bahwa gerakan-gerakan pada yoga juga ampuh membakar kalori. Penelitian medis membuktikan kalau latihan yoga dalam 1 jam bisa membakar 200 hingga 500 kalori pada tubuh. Yoga juga melatih kekuatan otot-otot pada tubuh, sama dampaknya dengan kamu melakukan olahraga lain pada umumnya.