Afasia, Gangguan Komunikasi yang Sering Tidak Disadari

otak lupa

Aktor laga Bruce Willis secara resmi mengumumkan dirinya tidak lagi aktif dalam berakting karena menderita afasia. Penyakit yang membuat penderitanya susah berkomunikasi dan kesulitan memahami kata-kata.

Secara medis, afasia bukanlah sebuah penyakit. Jadi tidak bisa menular atau diturunkan secara genetik. Afasia adalah suatu kondisi dimana penderitanya mengalami gangguan dalam proses komunikasi, seperti kesulitan memahami kata-kata yang didengar atau dibaca, mengucapkan kata-kata hingga menulis.

Afasia disebabkan oleh kerusakan pada fungsi otak. Namun begitu, penderita afasia sama sekali tidak mengalami penurunan tingkat kecerdasan atau daya ingat, dan hanya mengalami kesulitan dalam proses komunikasi saja.

Afasia sendiri dibagi menjadi beberapa tingkatan sesuai dengan keparahannya, yaitu:

Afasia wernicke

Biasa juga disebut dengan afasia reseptif, yaitu afasia yang disebabkan oleh kerusakan syaraf otak di bagian kiri tengah. Pada kondisi ini penderita akan kesulitan untuk memahami kata atau tulisan yang dibaca dan kesulitan untuk memahami rangkaian kata-kata yang ingin diucapkan.

Afasia broca

Biasanya disebabkan oleh kerusakan syaraf otak bagian kiri depan. Penderitanya umumnya memahami apa yang dibaca, didengar dan yang ingin diucapkan. Namun mengalami kesulitan untuk mengatakannya.

Afasia global

Biasanya terjadi pada orang yang mengalami stroke dan dianggap sebagai jenis afasia yang cukup parah karena terjadi karena kerusakan yang cukup luas pada jaringan otak. Pada kondisi ini penderita bahkan tidak mampu menulis, membaca, memahami dan mengucapkan kata-kata.

Afasia anomik

Disebut juga dengan anomia, ini adalah jenis afasia yang terjadi secara perlahan. Gejalanya adalah kesulitan untuk merangkai kata-kata dalam tulisan dan pembicaraan. Jadi, dalam percakapan biasanya penderita afasia anomik akan banyak berpikir sebelum mengucapkan kata-kata.

Afasia merupakan kondisi yang membuat orang susah memahami komunikasi dan berkomunikasi dengan benar (Foto: Pexels)

Penyebab Afasia

Afasia bisa terjadi dengan tiba-tiba setelah orang mengalami stroke atau cedera kepala. Tapi bisa juga terjadi secara perlahan selama beberapa waktu dengan gejala yang sering dianggap sepele dan bahkan tidak disadari.

Afasia yang terjadi secara bertahap biasanya adalah akibat dari sebuah penyakit yang terkait dengan jaringan di otak. Penyebab paling umum biasanya adalah karena stroke, karena pada saat stroke secara teknis aliran oksigen ke otak menjadi terhenti dan mengakibatkan matinya sel-sel otak yang menjadikan berhentinya beberapa fungsi otak.

Bahkan menurut keterangan dari Alodokter, sekitar 25% hingga 40% penderita stroke biasanya diikuti dengan kondisi afasia. Pada kasus cedera kepala, kondisi afasia juga bisa terjadi tiba-tiba, namun umumnya diikuti dengan gangguan kognitif, yaitu turunnya kemampuan daya ingat hingga gangguan kesadaran.

Selain itu penyebab lain dari afasia adalah gangguan kesehatan yang menurunkan fungsi otak, seperti demensia. Pada kasus seperti ini, afasia biasanya juga terjadi secara perlahan dan bertahap. Sama seperti gejala demensia yang juga terjadi secara perlahan. Kondisi inilah yang biasanya sering disepelekan oleh banyak orang dan dianggap biasa saja pada awalnya.

Mengatasi Afasia

Bisakah afasia disembuhkan? Hal ini sangat tergantung dari kondisi kesehatan otak penderitanya. Afasia yang terjadi karena kerusakan ringan pada jaringan otak umumnya akan membaik dengan sendirinya. Namun dalam kasus kerusakan otak yang cukup parah, perlu adanya pengobatan atau terapi dari tenaga kesehatan.

otak lupa
Mengatasi afasia tergantung dari kondisi kesehatan otak yang mengalami gangguan (Foto: Pexels)

Beberapa tindakan medis untuk mengatasi afasia adalah:

Terapi wicara

Cara ini umumnya ditujukan pada penderita afasia yang berasal dari gangguan stroke. Terapi harus dilakukan secara rutin setiap hari untuk meningkatkan kemampuan bicara dan berkomunikasi pada umumnya.

Operasi atau bedah

Pada kasus afasia yang disebabkan oleh tumor otak, pengobatannya adalah dengan melakukan bedah di bagian otak dengan tujuan untuk mengangkat tumornya. Setelah proses ini pasien diharapkan bisa berangsur pulih dari gangguan afasia.

Lalu, apakah afasia juga bisa dicegah? Pada dasarnya tentu saja bisa, yaitu dengan berfokus pada menjaga kesehatan otak sebagai penyebab utama terjadinya afasia. Itu sebabnya sangat dianjurkan untuk mulai membiasakan diri menerapkan pola hidup sehat, konsumsi makanan yang bernutrisi untuk kesehatan otak, berhenti konsumsi alkohol, menjaga kadar gula darah, dan istirahat yang cukup.

Yang perlu kamu ingat adalah afasia umumnya terjadi karena faktor gangguan kesehatan yang merusak jaringan otak dan ini erat kaitannya dengan pola hidup sehat. Maka tak ada salahnya buat kamu untuk memulai hidup sehat dari sekarang.