Antisipasi Covid-19 Gelombang Ketiga, Benarkah Lebih Berbahaya?

Kondisi baru saja berangsur pulih, namun berita peringatan tentang kemungkinan masuknya Covid-19 gelombang ketiga kembali terdengar. Siapkah kita untuk kembali menghadapi kondisi yang serba terbatas dan apa yang harus kita lakukan untuk menangkal masuknya kembali pandemi ini?

Goodlife bersama Rumah Sakit St. Carolus Jakarta mengadakan sesi Health Talk dengan topik “Kemungkinan dan Antisipasi Covid-19 Gelombang Ketiga” dengan narasumber dr. Andika Chandra. P., PhD, SpP (Spesialis Paru) pada 24 November 2021 lalu.

Sesi bincang sehat yang menarik ini diawali dengan paparan dari dr. Andika mengenai kondisi sekarang yang sudah terasa lebih santai namun mulai kurang peduli dengan protokol kesehatan. “Ini hal yang manusiawi karena orang sudah bosan dengan pandemi dan di sini kasusnya sudah jauh menurun,” terang dr. Andika. “Tapi kita lihat di luar negeri justru kasusnya meningkat lagi. Secara ilmiah ini juga bisa terjadi lagi di Indonesia,” tambahnya.

Untuk itu dr. Andika juga menekankan bahwa meskipun kasus sudah menurun, namun harus tetap memproteksi diri dengan baik. “Manusia itu makhluk sosial jadi tidak bisa diisolasi terlalu lama. Justru proteksinya yang seharusnya ditingkatkan,” terangnya.

Mudah Bermutasi

Menurut dr. Andika, virus Covid-19 memang tergolong virus yang sangat mudah bermutasi karena termasuk virus RNA yang tingkat mutasinya sangat tinggi. “Jadi akan selalu ada varian-varian dan gelombang baru,” terang dr. Andika. “Tapi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana dampaknya pada tubuh, bagaimana dampak dari vaksinnya dan bagaimana penularannya,” tambahnya.

Ilustrasi Covid 19
Covid-19 adalah jenis virus RNA yang sifatnya selalu bermutasi (Foto: Pixabay)

Melihat adanya kemungkinan gelombang ketiga dari Covid-19 di Indonesia, apakah varian virus yang akan masuk nanti akan lebih berbahaya? Sebetulnya belum ada informasi dan fakta mengenai hal tersebut. Namun dr. Andika juga menjelaskan bahwa berdasarkan pengalaman sebelumnya saat bulan Juli hingga Agustus 2021, di Indonesia sendiri Covid-19 didominasi varian delta yang penularannya lebih tinggi dari virus originalnya. Begitu juga efektivitas vaksin yang ada sedikit menurun pada varian delta meskipun secara umum vaksin masih cukup efektif untuk menangkal penularan virus ini.

Lalu, apakah dengan kondisi seperti itu kita membutuhkan vaksin booster? Menurut dr. Andika vaksin booster bertujuan untuk meningkatkan imun terhadap suatu virus atau kuman tertentu. Secara teori memang vaksin booster ini dibutuhkan agar antibodi tetap terjaga. 

“Vaksin pertama dan kedua itu memang membentuk antibodi lebih kuat. Tapi seiring waktu kekuatannya juga menurun,” jelas dr. Andika. “Itu sebabnya kenapa kita butuh vaksin booster,” tambahnya.

Namun pengadaan vaksin booster memang tidak boleh sembarangan, karena mengacu pada aturan dari WHO, vaksin booster boleh diberikan dengan beberapa pertimbangan, seperti ketersediaan vaksin, berapa lama durasi dari vaksin sebelumnya, dan bagaimana respon dari vaksin sebelumnya.

Selain itu, dr. Andika juga menegaskan kalau saat ini yang harus dilawan bersama adalah hoaks tentang vaksin itu sendiri. “Hoaks ini sudah sangat banyak dan menyebabkan ketakutan, padahal vaksin itu biasa dilakukan,” kata dr. Andika.

Vaksin booster diperlukan dengan mempertimbangkan kondisi tertentu sesuai aturan WHO (Foto: Pexels)

Penting! Mitos dan Fakta Seputar Gelombang Ketiga Covid-19

Banyak hal menarik yang perlu diketahui seputar kemungkinan masuknya Covid-19 gelombang ketiga. Beberapa diantaranya adalah:

Apakah cukup dengan berjemur dan minum vitamin saja untuk mengantisipasi Covid-19 gelombang ketiga?

Pencegahan memang perlu untuk menurunkan risiko penularan. Caranya dengan tetap konsisten menjalankan protokol kesehatan dan menjaga imun tubuh yang salah satunya bisa dilakukan dengan cara berjemur dan konsumsi vitamin bila diperlukan. 

Tapi yang perlu diingat bahwa vitamin itu adalah tambahan saja. Yang perlu diperhatikan sebetulnya adalah asupan makanan yang seimbang nutrisinya. “Saya juga tidak rekomendasikan merek vitamin tertentu karena sebetulnya semua sama saja dan kebutuhannya tidak banyak, kecuali kita dalam keadaan sakit,” terang dr. Andika. 

Nutrisi seimbang dibutuhkan untuk menjaga kondisi tubuh mengantisipasi Covid-19 gelombang ketiga (Foto: Pexels)

Ketika Covid-19 dijadikan sebagai endemi, apakah berarti tingkat keparahannya akan berkurang?

Ini anggapan keliru yang sering terjadi. Sebetulnya, yang berkurang adalah tingkat penularannya, dan bukan keparahan dari penyakit atau gejalanya.

Apakah perubahan iklim bisa pengaruhi timbulnya gelombang ketiga?

Dari penelitian dan pengalaman yang sudah ada, perubahan iklim memang bisa mempengaruhi. Menurut dr. Andika penularan virus terpantau lebih tinggi saat memasuki musim dingin. “Dan di udara dingin umumnya imun kita akan turun,” jelasnya.

Saat ini belum ada vaksin untuk anak. Bagaimana cara proteksinya?

Tetap dengan menjalankan protokol kesehatan. Bisa juga dengan vaksin lain yang membantu untuk meringankan gejala Covid-19 seperti vaksin influenza. Namun yang perlu diingat, vaksin ini bukan untuk menangkal Covid-19 secara langsung, namun hanya untuk meredam salah satu gejalanya saja.

Nah, kalau kamu mau tahu lebih banyak tentang kemungkinan dan antisipasi Covid-19 gelombang ketiga, kamu bisa menyaksikan sesi Health Talk ini secara lengkap di Instagram @_goodlifeid_.