Susu kental manis (SKM) cukup banyak digunakan untuk hidangan sehari-hari. Mulai dari minuman segar sampai makanan, terutama makanan penutup. Karena rasanya yang manis, SKM juga sering diberikan untuk balita.
Susu yang terdapat di pasaran terdapat dalam beberapa jenis, contohnya yaitu susu cair kemasan, susu bubuk, susu kental manis, dan lain-lain. Dibandingkan dengan susu jenis lainnya, susu kental manis memiliki harga yang relatif lebih murah, sehingga banyak orang yang memberikan susu ini bagi anak-anaknya, termasuk anak yang masih dalam usia balita.
Namun, ternyata susu ini tidak dianjurkan sama sekali untuk diberikan kepada anak-anak, terutama bagi yang berusia antara 1-3 tahun. Mengapakah begitu?
Kadungan Nutrisi Susu Kental Manis
Susu kental manis sebenarnya adalah susu sapi yang diuapkan hingga mengental, lalu diberikan gula dalam jumlah besar sehingga rasanya menjadi manis dan lebih tahan lama. Sebanyak 50% kandungan susu kental manis adalah gula, dengan sisanya adalah lemak susu sebanyak 8% dan kandungan protein sebanyak 6.5% saja.
Karena proses penguapan ini terdapat banyak nutrisi lain yang terdapat dalam susu segar yang berkurang secara signifikan atau menghilang dan tidak memiliki total padatan susu seperti pada tabel dari BPOM.
Dalam 100 mililiter susu kental manis terdapat 415 kalori yang terdiri dari 66% karbohidrat, 24% lemak dan 10% protein.
Oleh karena itu, susu kental manis mengandung lebih banyak kalori dan lemak daripada kandungan gizi penting lainnya ketimbang susu cair biasa. Sehingga, susu kental manis tidak baik untuk dikonsumsi oleh balita yang masih belum boleh mengonsumsi terlalu banyak gula.
Dampak Minum Susu Kental Manis Berlebih Bagi Balita
Karena tingginya kandungan gula dan lemak dalam susu kental manis, balita yang mengonsumsi susu tersebut dapat berisiko mengalami masalah kesehatan sebagai berikut.
Gigi berlubang
Konsumsi makanan dan minuman tinggi gula dapat menyebabkan naiknya resiko gigi menjadi berlubang dan sakit, terutama bisa kebersihan oral anak kurang terjaga.
Obesitas
Kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman manis sejak kecil dapat membuat anak selalu ingin mengonsumsi yang manis-manis. Konsumsi yang berlebih dapat membuat asupan kalori pada anak terlalu tinggi dan menyebabkan obesitas. Apalagi makanan tinggi gula dapat diproses oleh tubuh dengan sangat cepat dan membuat anak bisa merasa lapar lebih cepat.
Resistensi insulin
Resistensi insulin terjadi ketika terdapat gangguan dalam merespon insulin, sehingga sel-sel tubuh tidak mampu menggunakan gula darah dengan baik. Bila terjadi, terdapat peningkatan resiko penyakit seperti diabetes tipe 2, kolesterol, perlemakan hati, penyempitan pembuluh darah, penyakit jantung, dll. Hal ini juga dapat terjadi pada anak-anak bila mereka mengonsumsi terlalu banyak gula sejak kecil.
Bila ingin memberikan susu pada anak, berikan mereka susu yang lebih sehat seperti susu UHT, susu skim, maupun susu segar yang ditambahkan gula secukupnya dan tidak memiliki kandungan gula setinggi susu kental manis untuk menghindari berbagai masalah kesehatan yang dapat menyerang anak.