Sembuh dari infeksi Covid-19, banyak orang mengira kalau kondisi tubuhnya sudah benar-benar pulih dan bisa beraktivitas normal kembali. Padahal, pasca Covid-19 adalah kondisi dimana tubuh justru berisiko rentan terhadap ancaman kesehatan yang lain. Apa dan bagaimana cara mewaspadainya?
Menurut dr. Mathilda Kurnia Halim dari Kizuna Clinic, masa krusial bagi pasien pasca Covid-19 adalah sekitar 1 bulan. “Banyak pasien pasca Covid-19 yang sudah merasa sehat, tapi ketika kita cek kondisi paru-parunya buruk,” jelas dr. Mathilda saat berbincang dengan Goodlife.
Kizuna Clinic sendiri baru saja memulai operasionalnya secara resmi di MidPlaza, Jakarta. Kata “kizuna” dalam bahasa Jepang berarti hubungan kedekatan atau bond dalam bahasa Inggrisnya.
Penanganan Pasca Covid-19 di Kizuna Clinic
Di Kizuna Clinic, pasien positif Covid-19 akan mendapat perawatan home care sampai kondisinya negatif. Setelah itu kondisi pasien masih tetap dipantau sampai sekitar 2 minggu karena biasanya masih terdapat gejala ringan yang menyertai.
“Meskipun gejalanya ringan, tapi pada kondisi ini kalau kita cek darah masih ada item-item yang terlihat tinggi, seperti kekentalan darah, peradangan dan hasil CT scan yang buruk pada paru-paru,” terang dr. Mathilda.
“Treatment biasanya kami lanjutkan sampai sebulan dan kemudian kembali cek darah dan CT scan hingga pasien benar-benar pulih sempurna,” kata dr. Mathilda. “Kalau ini tidak diperhatikan maka paru-paru tidak bisa normal seperti semula lagi,” tambahnya.
Kondisi pasca Covid-19 yang tidak ditangani dengan benar juga bisa berisiko tinggi, seperti mengentalnya darah dan menyebabkan kematian. “Itu sebabnya ada juga pasien pasca Covid-19 yang meninggal karena penyumbatan saluran darah akibat pengentalan darah. Mirip seperti korban serangan jantung,” terang dr. Mathilda.
Lalu, apa yang menyebabkan pasien pasca Covid-19 belakangan ini juga rentan terhadap serangan badai sitokin (komplikasi berbahaya yang terjadi akibat sistem kekebalan tubuh bekerja terlalu aktif)?
Menurut dr. Mathilda, badai sitokin seharusnya tidak terjadi kalau treatment yang dijalani pasien saat positif dan negatif memang benar. “Mungkin saja treatment kurang maksimal pada saat sudah negatif sehingga ancaman badai sitokin tidak terdeteksi,” terang dr. Mathilda. “Sebetulnya ini bisa dicek melalui pemeriksaan darah,” tambahnya.
Menurut dr. Mathilda, pemeriksaan darah selalu dilakukan pada pasien pasca Covid-19 di Kizuna Clinic dimana salah satu yang dicek adalah Interleukin 6 (sitokin protein yang berfungsi mengaktifkan kekebalan tubuh terhadap masuknya virus dan ancaman lain ke dalam tubuh). Bila ditemukan Interleukin 6 dalam tingkat yang rendah, umumnya tidak ada ancaman terjadi badai sitokin.
“Selama ini pasien pasca Covid-19 yang diperiksa di Kizuna Clinic itu Interleukin 6 cukup tinggi, itu sebabnya kami berikan treatment dulu,” terang dr. Mathilda.
Yang perlu dipahami juga adalah bahwa kondisi pasca Covid-19 sebetulnya bisa dibilang serumit kondisi Covid-19 itu sendiri yang kini juga berkembang menjadi banyak varian-varian berbeda.
Itu sebabnya di Kizuna Clinic, penanganan pasien pasca Covid-19 harus melalui beberapa pemeriksaan, seperti pengecekan darah, fungsi ginjal, kekentalan darah, Interleukin 6, dan fibrinogen (protein plasma yang berperan penting dalam pembekuan darah).
Lalu, apakah pasca Covid-19 hanya berisiko pada terjadinya badai sitokin saja? Menurut dr. Mathilda, bila terjadi masalah lain, seperti pusing misalnya, bisa disebabkan oleh beberapa faktor. “Bisa saja mungkin sebelumnya sudah ada anemia, hipertensi atau mungkin vertigo,” terang dr. Mathilda.
Itu sebabnya pengecekan darah secara lengkap diperlukan untuk pasien dalam kondisi pasca Covid-19. “Dengan cek darah lengkap, saya bisa tahu leukositnya bagaimana dan Hb-nya seperti apa,” tambahnya.
“Setelahnya, kita harus cek ginjal karena selama positif Covid-19, pasien konsumsi banyak obat dengan dosis tinggi. Jadi kami perlu tahu kondisi ginjalnya,” terang dr. Mathilda. “Sedangkan cek fibrinogen juga penting karena kalau tubuh produksi fibrinogen berlebihan maka akan terjadi fibrosis (gangguan pernapasan akibat jaringan parut di paru-paru) dan kerja paru-paru akan jadi berat,” tambahnya.
Jadi saat dalam kondisi pasca Covid-19, masalahnya bukan lagi soal menghadapi virus, tapi bagaimana reaksi tubuh kita saat menghadapi virus Covid-19. “Apakah reaksi tubuh kita berlebihan atau tidak?” terang dr. Mathilda.
Pola Hidup Pasca Covid-19
Dengan segala risiko pada kondisi pasca Covid-19, bagaimana seharusnya pasien menjalankan aktivitasnya setelah dinyatakan negatif?
Dr. Mathilda menegaskan bahwa pada kondisi recovery, sebaiknya tidak memaksakan aktivitas yang sama dengan saat kondisi sebelum terkena Covid-19.
“Intinya adalah, pola hidup orang itu berbeda. Jalankan saja yang sesuai dengan kenyamanan,” jelas dr. Mathilda. Jadi, penting untuk tetap menjalankan pola hidup secara teratur.
Begitu juga dengan aktivitas olahraga, dr. Mathilda menyarankan untuk berolahraga sebatas kemampuan saja. “Bukan artinya sama sekali tidak boleh olahraga, tapi melakukannya tanpa memaksakan diri dan sesuai kemampuan saat itu saja,” terangnya.
Selain itu, dr. Mathilda juga menegaskan pentingnya peran kesehatan mental yang bisa mengakibatkan orang menjadi stress, karena proses pemulihan pasca Covid-19 akan lebih baik kalau pasien tidak merasa stress.
Layanan dan Fasilitas di Kizuna Clinic
Bekerjasama dengan klinik yang berbasis di Fukuoka, Jepang, Kizuna Clinic memiliki ciri khas tersendiri yang menjadikannya berbeda dengan klinik dan rumah sakit lainnya, yaitu pasiennya yang sebagian besar adalah warga Jepang. Meski begitu Kizuna Clinic terbuka untuk pasien umum, dan tidak sedikit juga yang merupakan warga Indonesia.
Layanan dan fasilitas yang ada di Kizuna Clinic sudah berstandar internasional dan juga beragam, seperti dokter umum, terapi alergi, penanganan Covid-19 dan layanan tes antibodi yang juga perlu dilakukan di masa pandemi seperti saat ini.
Tes antibodi dinilai penting karena tidak sedikit pasien pasca Covid-19 yang ingin segera mendapatkan vaksin. Selain itu, dengan tes antibodi orang akan tahu seberapa efektif antibodinya akan terbentuk setelah vaksin. Jadi, tes ini penting untuk dilakukan oleh masyarakat.
“Ini perlu diketahui bahwa tes antibodi bisa melihat apakah antibodi kita nilainya rendah atau tinggi. Kalau masih tinggi atau diatas 250 sebaiknya jangan langsung vaksin karena risiko pengentalan darah,” jelas dr. Mathilda. “Beberapa vaksin, seperti AstraZeneca dianggap berisiko terhadap pengentalan darah, jadi sebaiknya tunggu 3 bulan lagi,” tambahnya.
Untuk perawatan Covid-19 dan pasca Covid-19, Kizuna Clinic tidak menyediakan fasilitas rawat inap meskipun memiliki 4 tempat tidur di ruang perawatannya. “Itu semua untuk perawatan 1 day care dan tidak ada rawat inap,” terang dr. Mathilda.
Pasien yang diketahui positif terinfeksi Covid-19 akan dirawat dengan sistem home care, yaitu konsultasi melalui video call dan pengecekan kesehatan dengan tenaga medis yang mendatangi rumah pasien. Bila kondisi pasien sudah membaik dan hasil tes Covid-19 sudah negatif, pasien bisa melanjutkan perawatan dengan datang langsung ke klinik untuk perawatan pasca Covid-19.
Kizuna Clinic resmi dibuka untuk umum (grand opening) pada 1 Oktober 2021. Kalau kamu sedang dalam kondisi pasca Covid-19, bisa menghubungi Kizuna Clinic untuk informasi lebih lanjut, yaitu melalui Whatsapp di 0815-1007-5850, telepon di 021-251-4535, melalui email di info@kizuna-clinic.com atau datang langsung ke Kizuna Clinic di Ayana MidPlaza Jakarta LG R25-35.