Salah satu cara untuk tetap sehat dan bugar adalah dengan rutin berolahraga. Tapi dalam kondisi tertentu, olahraga justru dianggap bisa mengganggu fungsi tubuh. Misalnya seperti mengganggu kesuburan. Betulkah begitu?
Olahraga adalah cara yang efektif untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Bila dilakukan rutin, manfaatnya juga akan optimal bagi kesehatan. Namun kadang kita terlalu antusias dan bersemangat dalam berolahraga sehingga olahraga menjadi berlebihan.
Saat olahraga dilakukan dengan porsi yang melebihi batas kemampuan, bukanya menjadi sehat namun tubuh kita malah berisiko terkena gangguan kesehatan. Salah satunya adalah gangguan kesuburan.
Olahraga Berlebihan, Seperti Apa?
Masalahnya, dalam berolahraga kadang kita menetapkan target baik itu waktu, jarak tempuh maupun jumlah langkah. Untuk mencapai target kadang tanpa sadar kita memaksakan kemampuan tubuh. Kondisi inilah yang bisa disebut sebagai berlebihan dalam olahraga.
Selain itu, olahraga bersama teman-teman biasanya tidak terasa lelah karena dilakukan bersama-sama dan sambil berinteraksi satu sama lain. Kadang tanpa sadar sebetulnya kita sudah berlebihan dalam olahraga namun karena teman-teman yang lain masih aktif, kita juga terus ikut aktif.
Lalu, sampai batas mana olahraga bisa dikatakan berlebihan? Hal yang paling mudah untuk dijadikan acuan sebetulnya adalah ciri-ciri seperti:
- Tetap memaksakan olahraga meskipun cedera
- Mengganggu aktivitas sosial
- Terobsesi dan tak kenal waktu
Benarkah Bisa Ganggu Kesuburan?
Ada banyak dampak yang dirasakan tubuh kalau kamu melakukan olahraga secara berlebihan. Salah satunya adalah mengganggu kesuburan.
Menurut keterangan dari situs Alodokter, pria yang melakukan olahraga berlebihan berisiko terkena gangguan pada kualitas sel sperma, baik dalam jumlah maupun dari kemampuannya bergerak. Jadi, sperma tidak mampu bergerak aktif sehingga peluang untuk membuahi sel telur jadi sedikit.
Pada wanita, kondisi olahraga yang berlebihan ini bisa mengganggu terjadinya ovulasi atau proses pelepasan sel telur dari ovarium dan siap untuk dibuahi oleh sel sperma. Secara teknis, sel telur yang dilepaskan ovarium akan mengarah ke tuba falopi (saluran penghubung indung telur dan rahim) namun karena olahraga yang berlebihan, tubuh menjadi stress dan proses ini menjadi terhambat.
Ini karena tubuh yang stress karena kebanyakan olahraga akan mengganggu fungsi kelenjar pituitari di otak. Salah satu fungsi dari kelenjar ini adalah mengatur mekanisme ovulasi. Jadi wajar kalau terlalu banyak olahraga maka sistem ovulasi juga akan terganggu.
Olahraga berlebihan pada wanita juga bisa mengganggu produksi hormon leptin, yaitu hormon yang mengatur nafsu makan sehingga nafsu makan akan menurun. Padahal untuk melepaskan sel telur dalam proses ovulasi dibutuhkan nutrisi yang cukup.
Terganggunya hormon leptin juga bisa mengakibatkan amenore pada wanita, yaitu kondisi dimana tidak terjadi siklus haid pada periode tertentu.
Olahraga dengan Aman
Risiko dari olahraga yang berlebihan bukan berarti kamu jadi tidak berolahraga. Biar bagaimanapun olahraga tetap punya peran besar dalam menjaga kesehatan dan kebugaran. Lalu, bagaimana caranya olahraga yang aman tanpa mengganggu kesuburan?
Dengan berat badan kamu yang tergolong ideal, sebaiknya kamu tidak berolahraga lebih dari 4 jam dalam waktu 1 minggu. Kamu juga bisa melakukan olahraga dengan intensitas ringan sampai sedang, seperti yoga, meditasi, jogging atau jalan santai.
Kalau berat badan kamu diatas ideal, kamu bisa melakukan olahraga 5 jam dalam 1 minggu dengan intensitas sedang hingga tinggi seperti senam zumba, aerobik atau TRX.
Selain berolahraga secara rutin, jangan lupa untuk konsumsi makanan dengan gizi berimbang, istirahat yang cukup dan kelola stress dengan baik. Dengan begitu kesuburan kamu juga akan terjaga.
