Bekerja keras sebagai seorang profesional memang bagus, tapi bukan berarti kamu harus terus-menerus bekerja. Sesekali, kamu juga butuh istirahat dan menyegarkan diri dengan liburan. Lalu, kapan sebaiknya meluangkan waktu untuk berlibur?
Berlibur bisa dibilang adalah hal sederhana yang bisa dilakukan untuk kembali membugarkan diri atau refreshing agar tidak menjadi stress karena rutinitas sehari-hari. Namun banyak orang yang menunda waktu liburan karena berbagai hal, seperti belum cukup dana, masih sibuk dengan pekerjaan, tidak tahu mau kemana hingga malas berkemas.
Padahal dengan berlibur, kamu bisa mendapatkan beberapa manfaat berikut:
Meredakan stress
Dengan berlibur kamu bisa melupakan rutinitas dan tekanan pada pekerjaan serta menenangkan diri. Kamu juga bisa punya waktu lebih untuk lebih dekat dengan keluarga dan melakukan hal-hal yang lebih menyenangkan. Ini artinya kamu bisa meredakan stress yang terjadi akibat rutinitas setiap hari.
Meningkatkan kesehatan fisik
Kalau biasanya kamu bangun pagi langsung bersiap untuk pergi kerja, dengan liburan kamu punya waktu cukup untuk bersantai dan berolahraga, meskipun hanya jalan santai sambil berkeliling.
Kalau kamu berlibur di daerah pegunungan, kamu bisa melakukan trekking santai menjelajahi kebun teh atau menuju ke air terjun. Kalau kamu liburan ke pantai, jogging di bibir pantai saat pagi hari adalah hal yang menyenangkan dan menyehatkan.
Menciptakan kreativitas
Dengan berlibur kamu akan menemukan hal-hal baru di luar kebiasaan kamu. Ini bisa menjadi ide-ide baru dalam berkreasi atau untuk menambah ide yang berhubungan dengan pekerjaan kamu sepulang dari liburan.
Ide-ide baru juga biasanya muncul saat pikiran kamu lebih tenang dan tidak terbebani tekanan yang membuat kamu stress.
Ini Tandanya Kalau Kamu Butuh Liburan
Nah, kapan sebaiknya kamu memutuskan untuk pergi berlibur? Berikut ini adalah beberapa tanda yang bisa kamu kenali kalau kamu sudah butuh liburan:
1. Sulit fokus
Kesulitan untuk fokus dan konsentrasi bisa jadi karena otak mengalami kelelahan dan kesulitan untuk menerima serta mengolah informasi baru. Bahayanya, kondisi ini justru bisa membuat kamu semakin kesulitan untuk menyelesaikan pekerjaan yang pada akhirnya memicu timbulnya stress.
2. Bangun tidur tidak bersemangat
Kalau saat kamu bangun tidur langsung merasa kesal atau malas untuk memulai hari karena terbayang masalah pekerjaan, bisa jadi kamu butuh liburan. Rasa penat terhadap rutinitas dan tekanan yang sudah berlebihan bisa membuat kamu merasa terbebani saat bangun tidur di pagi hari.
3. Insomnia
Gejala insomnia atau susah tidur jangan disepelekan, karena bisa jadi ini merupakan tanda bahwa kamu membutuhkan refreshing. Insomnia bisa terjadi karena beberapa hal, seperti stress dan depresi. Itu sebabnya kalau kamu mengalami kondisi susah tidur, cobalah mengatur waktu untuk berlibur agar stress bisa reda dan memperbaiki waktu tidur kamu.
4. Mudah sakit
Mungkin kamu tidak menyadarinya, namun stress bisa memicu banyak gangguan pada kesehatan fisik, seperti timbulnya berbagai penyakit. Rasa tertekan pada mental mendorong tubuh melepaskan hormon stress yang bisa berakibat pada banyak hal, seperti tekanan darah, denyut nadi, hingga gangguan pada beberapa saraf.
5. Mudah marah dan tersinggung
Stress yang berkelanjutan bisa memicu terganggunya kestabilan emosi kamu, sehingga kamu bisa menjadi mudah marah dan tersinggung akan hal-hal kecil. Mungkin kamu menganggapnya biasa saja, namun hal ini bisa sangat mengganggu diri kamu sendiri dalam hubungan dengan rekan kerja atau keluarga.
Selain itu gangguan emosional ini juga bisa membuat kamu terganggu secara fisik, yaitu karena meningkatnya tekanan darah dan detak jantung saat kamu merasa marah. Bila berlanjut, tentu saja ini tidak baik untuk kesehatan kamu sendiri.
6. Kehilangan ambisi
Sebelumnya mungkin kamu punya ambisi yang besar untuk mencapai prestasi tertentu. Namun karena stress dari rutinitas, kamu akan mulai kehilangan semangat untuk tetap mewujudkan ambisi kamu. Dengan mengambil waktu untuk berlibur dan meredakan stress, diharapkan kamu bisa kembali bersemangat untuk memiliki ambisi yang positif.
7. Nafsu makan terganggu
Salah satu tanda yang sering terjadi adalah gangguan pada selera makan. Saat kamu stress, otak akan mengirim sinyal untuk produksi hormon epinefrin yang memicu respon tubuh untuk menunda waktu makan.
Kalau stress kamu berlanjut terus, otak juga akan memberikan sinyal untuk produksi hormon kortisol yang fungsinya adalah untuk meningkatkan nafsu makan. Jadi dalam kondisi seperti ini, selera makan kamu menjadi terganggu, yaitu kadang naik dan kadang turun. Untuk kesehatan pencernaan, tentu saja ini berbahaya.
Tanda-tanda yang dialami tubuh karena bekerja terlalu keras kadang tidak kita hiraukan dan pada akhirnya memicu terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan lainnya. Itu sebabnya salah satu cara menjaga kesehatan adalah dengan merasa lebih peka pada kondisi tubuh sendiri.
Berlibur tidak berarti harus menghabiskan banyak uang. Kamu bisa merencanakan liburan yang dengan dana terbatas namun tetap menyenangkan dan tentunya tetap sehat.