Pemerintah sudah resmi menggelar vaksinasi Covid-19 untuk usia 6 hingga 11 tahun mulai 14 Desember 2021. Tentu saja ini merupakan berita baik, namun sebelum mendapatkan vaksin, ketahui dulu beberapa hal berikut ini.
Vaksinasi untuk anak usia 6 hingga 11 tahun ini merupakan kelanjutan dari vaksinasi Covid-19 untuk anak sebelumnya yang diberikan untuk usia 12 hingga 17 tahun. Seperti yang dikabarkan oleh situs covid19.go.id pada Kamis 16 Desember 2021, angka yang terkonfirmasi positif kasus Covid-19 adalah 205 orang dimana 10.19%-nya adalah usia 6 hingga 18 tahun.
Covid-19 bisa menyerang siapa saja termasuk anak usia 6 hingga 11 tahun. Umumnya, gejala yang dialami tidak lebih parah dibanding orang dewasa dan bisa dikatakan sebagai tanpa gejala. Namun sifat anak yang selalu bergerak dinamis dan belum memahami protokol kesehatan juga berisiko untuk terinfeksi virus dan menyebarkannya pada orang dewasa.
Sebelum kamu berencana mendapatkan vaksin untuk anak, ketahui dulu beberapa hal terkait vaksinasi Covid-19 usia 6 hingga 11 tahun ini.
Vaksin yang digunakan
Saat ini pemerintah menggunakan vaksin Sinovac yang telah melalui uji klinis untuk mengetahui tingkat keamanannya untuk anak. Sinovac sendiri juga telah lulus uji klinis sebagai vaksin dengan status EUA (Emergency Use of Authorization) atau untuk digunakan pada kondisi darurat.
Dari berita yang dilansir oleh Kompas, pemerintah juga berencana merilis vaksin merek Pfizer dan Sinopharm, namun masih dalam pengujian lebih lanjut oleh BPOM.
Efek samping
Vaksin Sinovac telah dinyatakan aman untuk digunakan pada anak usia 6 hingga 11 tahun. Efek samping yang ditimbulkan juga diketahui kecil dan cenderung tidak berbeda dengan yang diberikan untuk usia 12 hingga 17 tahun, yaitu rasa nyeri pada lengan, demam dan sakit kepala. Efek samping ini juga umumnya tidak parah dan hanya berlangsung sebentar.
Sama dengan vaksin pada dewasa, usia 6 hingga 11 tahun juga harus menjalani KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) setelah vaksin selama 15 hingga 30 menit untuk mengetahui efek samping yang terjadi.
Dosis yang diberikan
Sama seperti orang dewasa dan mengikuti anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin ini diberikan dengan dosis 0,5 mililiter sebanyak 2 kali dengan jarak waktu minimal 28 hari.
Yang tidak boleh divaksin
Masih dari anjuran IDAI, beberapa anak dengan kondisi tertentu tidak boleh menerima vaksin Covid-19, seperti:
- Mengidap penyakit autoimun yang tidak terkontrol. Penyakit autoimun adalah kondisi dimana dimana kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri.
- Mengidap sindrom guillain barre (imun menyerang sistem saraf), mielitis transversa (peradangan saraf tulang belakang), dan acute demyelinating encephalomyelitis (respon imun terlalu aktif).
- Mengidap kanker dan sedang menjalani kemoterapi atau radioterapi.
- Sedang dalam pengobatan imunosupresan (obat untuk menekan dan menurunkan imun).
- Baru sembuh dari Covid-19 dalam waktu kurang dari 3 bulan.
- Tubuh mengalami demam dengan suhu minimal 37.5 derajat celcius.
- Melakukan imunisasi lain dengan waktu kurang dari 1 bulan.
- Mengidap hipertensi dan diabetes melitus.
- Mengidap penyakit kronis yang tidak terkendali.
Lebih jelasnya tentang vaksinasi ini, kamu bisa mengikuti sesi Health Talk Goodlife bersama Rumah Sakit St. Carolus Jakarta dengan topik “Pentingnya Vaksin Covid-19 Usia 6-11 Tahun” pada Jumat, 17 Desember 2021 pukul 14:00 hingga 15:00 di Instagram @_goodlifeid_ dan @rscarolusjakarta dengan narasumber dr. Ria Yoanita, SpA.