Kamu sering mendengar perut berbunyi “krucuk-krucuk” saat lapar? Atau tiba-tiba mengeluarkan kentut? hufth! Sedikit memalukan yah kalau suara tersebut terdengar sampai seisi ruangan. Well, ternyata selain alarm bahwa perut keroncongan, tubuh juga mengeluarkan bunyi-bunyi lain yang sering tak kita pahami penyebabnya. Yes! Tubuh mempunyai mekanisme alamiahnya sendiri, salah satunya adalah dengan mengeluarkan bunyi tertentu untuk memberi kita informasi. Misalnya ketika tiba waktunya makan, kapan harus berhenti makan, dan sebagainya. Berikut ini adalah bunyi tubuh yang kerap muncul dan penyebabnya.
1. Sendawa
Sendawa adalah proses mengeluarkan gas dari saluran pencernaan melalui mulut. Biasanya terjadi ketika terlalu banyak gas yang masuk ke tubuh. Akibatnya, perut jadi menggelembung. Sendawa membantu mengeluarkan gas sekaligus mengembalikan ukuran perut. Penyebab masuknya gas antara lain makan terlalu cepat, makan sambil bicara, minum minuman berkarbonasi, mengunyah permen karet, merokok, dan sebagainya.
Uniknya, di beberapa budaya, sendawa merupakan pujian bagi chef yang memasak makanan, lho!
Harus waspada jika sendawa disertai rasa terbakar di dada dan mulut terasa asam. Bisa jadi ini mengindikasikan Gastroesophageal reflux disease (GERD) alias naiknya asam lambung. Sendawa yang berkepanjangan juga bisa menjadi tanda adanya infeksi atau luka di lambung atau usus halus.
2. Kentut
Kentut adalah bunyi tubuh yang paling sering kita dengar. Kentut merupakan proses keluarnya udara dan gas yang diproduksi oleh bakteri di dalam usus halus saat mencerna makanan dan melewati rektum (bagia ujung usus halus menuju anus). Aroma kentut bisa sangat menyengat karena konsumsi makanan yang mengandung sulfur seperti kol, brokoli, bawang bombai, atau lobak. Kentut yang disertai kram dan diare biasanya berkaitan dengan intoleransi laktosa.
Tahukah kamu, kebanyakan orang kentut 13-21 kali sehari, sementara menahan kentut justru bisa membuat bunyi kentut makin keras.
3. Perut Keroncongan
Bunyinya ‘krucuk-krucuk.’ Orang menyebutnya, itu tanda perut keroncongan alias kelaparan. Sebetulnya bunyi seperti ini normal, kok. Ini terjadi ketika makanan dan udara bergerak bersama saat melalui usus halus. Dinding usus halus kemudian berkontraksi untuk mencerna makanan yang masuk.
Bunyi akan semakin keras manakala saluran usus halus dalam keadaan kosong. Inilah yang menyebabkan bunyi ini dianggap sebagai tanda perut lapar. Konsumsi makanan dan minuman yang manis-manis serta berkarbonasi bisa membuat bunyi bertambah keras, jadi sebaiknya dihindari. Makan dalam porsi kecil setiap 2-3 jam akan membantu mengurangi bunyi.
Harus diwaspadai jika bunyi yang keluar dari perut ini disertai nyeri hebat, kram, dan rasa mual.
4. Bersin
Bersin merupakan refleks tubuh ketika benda-benda asing seperti debu, kuman, atau polutan masuk ke lubang hidung. Biasanya bersin disertai tarikan napas panjang dan suara keras yang keluar dari mulut.
Sebetulnya, bersin adalah mekanisme tubuh untuk membersihkan rongga hidung. Kuman yang keluar ketika bersin bisa terlempar hingga 1,5 meter lebih, lho. Itu sebabnya penting menutup mulut saat bersin untuk melindungi kuman supaya tidak menempel ke orang lain di sekitar.
Seringkali kita bersin beruntun 2-3 kali karena rongga hidung belum bersih dari benda-benda asing tadi. Bersin terus-terusan bisa juga merupakan gejala flu atau alergi. Sebaiknya jangan menahan bersin karena bisa menimbulkan cedera serius seperti pecahnya gendang telinga, pecahnya pembuluh darah di mata, maupun kerusakan diafragma (lembaran otot di bawah rongga dada).
Pada beberapa kasus, orang yang terkena sinar matahari, mencabut alis, bahkan seks ternyata bisa memicu bersin.
5. Cegukan
Cegukan terjadi saat difragma kaku atau kejang sehingga membuat pita suara menutup dan menghentikan tarikan napas secara mendadak. Ini yang menyebabkan keluar bunyi ‘hik’ saat kita cegukan.
Perubahan suhu mendadak, rasa cemas atau nervous, menelan udara, atau makan berlebih bisa menyebabkan cegukan. Cegukan yang berlangusng lama bisa sangat mengganggu. Beberapa daerah tertentu memiliki adat atau kebiasaan menghentikan cegukan secara tradisional. Tetapi, secara ilmiah, salah satu cara untuk meredakan cegukan adalah bernapas di dalam kantong. Ini akan meningkatkan karbondioksida di dalam paru-paru sehingga meredakan kontraski diafragma.
Jika cegukan berlangsung lebih dari 48 jam, sebaiknya hubungi dokter karena bisa saja ada masalah pada sistem saraf pusat. Begitu juga jika cegukan disertai rasa terbakar di dada, bisa meruapakan gejala asam lambung naik.
Dan ternyata tak hanya manusia dewasa yang mengalami cegukan. Janin di dalam kandungan pun mengalaminya juga, lho!
6. Membunyikan Ruas Jari
Kata orang, membunyikan sendi jari atau leher dengan membuat kita merasa nyaman. Apalagi setelah muncul bunyi ‘krek..krek.’ Benarkah? Sendi tubuh dikelilingi oleh semacam cairan sebagai pelumas. Ketika kita menekuk atau membunyikan ruas jari, misalnya, maka ruang di antara dua ruas jari akan melebar. Hasilnya, muncul gelembung kecil pada cairan pelumas yang menghasilkan bunyi ‘krek… krek….”
Membunyikan ruas atau sendi tidak terbukti memberikan manfaat ataupun membahayakan, meskipun beberapa penelitian menyatakan bahwa kebiasaan ini bisa beresiko memicu artritis atau radang sendi.
Bagaimana dengan bunyi yang keluar saat kita naik tangga, bangun dari posisi duduk, atau membengkokkan tubuh? Ini normal dan tak perlu dicemaskan. Bunyi ini muncul ketika otot tendon berubah dari posisi semulanya. Yang harus kita waspadai adalah jika bunyi disertai rasa sakit, bengkak, atau sendi menjadi terkunci. Bisa jadi otot ligamen atau otot tendon mengalami cedera atau pun gejala radang sendi.
Jadi, jika tubuh kamu sudah mengeluarkan bunyi-bunyi aneh gak ada salahnya kamu lebih memperhatikan tubuh sendiri, apa ada yang salahkah. Jangan pasangan terus dong yang diperhatiin Sababat Goodlife, ya gak?