Mau Jadi Pembalap MotoGP? Perhatikan Dulu Fakta Kesehatan Pembalap Berikut ini

MotoGP menjadi salah satu olahraga yang paling diminati di Indonesia. Tak hanya serunya balapan, para pembalapnya juga banyak diidolakan baik saat sedang bertanding maupun di luar sirkuit. Seperti apa fakta-fakta menarik terkait kesehatan seorang pembalap MotoGP?

MotoGP adalah ajang balap motor yang dianggap paling tinggi kelasnya di dunia. Ajang ini diikuti oleh perusahaan otomotif atau produsen motor terkenal untuk menghadirkan motor balap yang dirancang secara khusus.

Untuk bisa berkiprah di MotoGP, motor yang digunakan adalah motor prototype dengan mesin 1.000 cc  dan kekuatan sekitar 300 hp (tenaga kuda). Kecepatan yang dihasilkan motor-motor ini mencapai 355 kilometer per jam, yang artinya tidak semua orang mampu mengendarai motor yang digunakan dalam ajang MotoGP.

Tak sembarang orang mampu mengendalikan motor yang digunakan untuk MotoGP (Foto: Pexels)

Itu sebabnya seorang pembalap MotoGP harus bisa memenuhi persyaratan kesehatan yang sangat ketat, karena banyak hal yang harus dialami selama mereka melakukan balapan. Beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang pembalap MotoGP adalah:

Punya otot yang kuat

Meskipun kelihatannya hanya duduk di motor yang melaju kencang, namun kecepatan motor yang digunakan justru membuat seorang pembalap harus didukung oleh kekuatan otot yang prima.

Misalnya saat harus mengerem, pembalap harus bertumpu pada kekuatan otot dada, lengan dan bahu karena titik ini adalah titik rawan dalam posisi duduk di motor. Kecepatan yang sangat tinggi saat mengerem kadang pembalap harus bisa menahan beban hingga 1.8 Gravity atau hampir 2 kali berat badannya. Bila otot kurang kuat, pembalap berisiko terpental dari motornya sendiri.

Sebaliknya saat memacu motor atau berakselerasi, tubuh pembalap akan bertumpu pada kekuatan otot lengan, pundak dan punggung. Ini akibat dari kecepatan yang menghasilkan tekanan yang membuat tubuh seolah-olah terpental ke arah belakang.

Detak jantung sangat cepat

Normalnya, jumlah detak manusia adalah sekitar 70 kali dalam 1 menit. Namun bagi pembalap MotoGP yang sedang balapan, detak jantung mereka bisa mencapai 190 kali dalam 1 menit. Ini disebabkan para pembalap harus berkonsentrasi penuh selama balapan dan persaingan di sirkuit yang membuat suasana menjadi sangat tegang.

Sebetulnya kondisi jantung berdebar pada saat orang merasa tegang adalah hal biasa. Namun pada balap MotoGP, kondisi ini bisa berlangsung cukup lama karena dalam 1 kali balapan saja butuh waktu sekitar 1 jam untuk menyelesaikannya. Ini belum termasuk sesi latihan dan penentuan posisi yang juga harus mengandalkan kecepatan dan konsentrasi penuh.

Jadi, kamu bisa bayangkan bagaimana seorang pembalap MotoGP juga harus menjaga kesehatan jantungnya dengan pola hidup sehat yang ketat.

Detak jantung seorang pembalap bisa sangat cepat saat balapan (Foto: Pixabay)

Tahan menghadapi stress

Pembalap MotoGP selain harus mengandalkan kekuatan fisik juga harus menggunakan daya pikirnya semaksimal mungkin. Ini karena olahraga tersebut juga memerlukan strategi dan harus menguasai teknik-teknik tertentu. Kombinasi keduanya sangat rentan menimbulkan stress pada pembalap, terlebih seorang pembalap juga dituntut untuk selalu menampilkan yang terbaik dalam setiap laganya.

Jadi, meskipun kadang terlihat sedang bersenang-senang, para pembalap MotoGP sebetulnya memiliki beban stress yang sangat tinggi saat balapan tiba. Itu sebabnya seorang pembalap MotoGP juga dituntut mampu mengelola stress dengan sangat baik.

Keringat sangat banyak

Meskipun melaju kencang dan banyak diterpa angin, namun pembalap MotoGP juga harus mengalami kondisi badan yang berkeringat sangat banyak selama balapan. Pakaian yang digunakan saat balapan adalah pakaian khusus yang dilapisi bahan tertentu untuk menghindari cedera saat pembalap terjatuh. Ini belum termasuk beberapa pengaman yang harus dipakai untuk menutupi beberapa bagian tubuh seperti pengaman kaki, pundak, dada, punggung, leher, tangan dan helm yang tertutup rapat.

Itu sebabnya rasa panas tetap dirasakan para pembalap meskipun mereka memacu motornya sangat kencang. Dalam 1 kali balapan, diperkirakan seorang pembalap MotoGP mengeluarkan keringat sampai 2 liter.

Pakaian balap, temperatur dan tekanan selama balapan membuat keringat menjadi sangat banyak (Foto: Pixabay)

Bahkan di beberapa sirkuit seperti Sepang, Malaysia, kondisi cuaca saat pertandingan bisa jadi sangat panas dan membuat keringat pembalap menjadi lebih banyak. Akibatnya, risiko dehidrasi sering menyertai pembalap MotoGP pada saat balapan.

Lalu, bagaimana cara pembalap atasi rasa dehidrasinya? Pada pakaian pembalap bisa dilihat bagian seperti punuk unta yang ada di bagian punggung atas. Ini disebut dengan camelback yang berfungsi untuk mengalirkan air minum melalui selang kecil yang terhubung ke mulut pembalap. Camelback yang umumnya berisi 300 mililiter air ini memungkinkan pembalap bisa konsumsi air minum pada saat berada di lintasan.

Jadi, kalau kamu bercita-cita untuk jadi pembalap MotoGP, fakta-fakta kesehatan diatas bisa kamu jadikan acuan untuk menjaga kesehatan tubuh sejak dini. Kamu bisa memulainya dengan menjalankan pola hidup sehat dengan konsumsi makanan bernutrisi dan olahraga teratur.