Flexitarian adalah kombinasi dari dua kata: flexibel + vegetarian. Yup, diet ini memang mengadopsi diet vegetarian yang lebih banyak mengonsumsi makanan plant-based namun tetap bisa makan daging dengan porsi yang lebih sedikit. Dengan begitu, Sahabat Goodlife bisa mendapatkan manfaat kesehatan dari pola makan vegetarian tanpa aturan yang ketat.
Flexitarian dipopulerkan oleh ahli gizi berlisensi dari Amerika Serikat, Dawn Jackson Blatner. Dalam laman website-nya, Bletner menyebut bahwa flexitarian sangat cocok untuk orang yang sudah menyadari gaya hidup vegetarian sangat bagus untuk kesehatan namun masih tetap ingin makan daging.
“Steak, daging, serta unggas lainnya adalah bagian dari diet flexitarian. Tapi kamu gak makan steak sebesar biasanya atau sesering mungkin. Diet flexitarian tidak menghilangkan makanan yang bisa dikonsumsi atau menghitung berapa banyak hari tanpa makan daging tetapi menambahkan lebih banyak makanan vegetarian seperti kacang-kacangan dan biji-bijian dalam menu makan kamu,” tulis Blatner.
Dengan kata lain, diet flexitarian adalah gaya makan semi-vegetarian yang mendorong kamu untuk lebih sedikit makan daging dan lebih banyak makan sayuran dan buah. Blatner menyarankan makanan nabati setiap kali makan, setidaknya lima porsi buah dan sayur sehari dan makanan gandum utuh.
Sumber Zat Besi Alternatif
Untuk Sahabat Goodlife yang ingin mulai mencoba diet flexitarian, Blatner membagi ke dalam 3 golongan konsumsi daging per minggunya.
Untuk pemula: 26 ons daging atau unggas per minggu dengan 2 hari tanpa daging.
Tingkat lanjut: 18 ons daging atau unggas per minggu dengan 3-4 hari tanpa daging.
Tingkat expert: 9 ons daging atau unggas per minggu dengan 5 hari tanpa daging.
Dengan konsumsi daging yang rendah, kamu tetap harus mencukupi kebutuhan zat besi harian untuk tubuh. Seperti diketahui, zat besi dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan energi.
Oleh sebab itu, sebaiknya masukkan sumber zat besi alternatif agar tubuh tetap berenergi dan tidak merasa lemas. Blatner menyarankan untuk mengonsumsi makanan rendah gula, sarapan sereal yang diperkaya zat besi, dan memakan sayuran berdaun hijau tua seperti bayam, kubis, kangkung dan brokoli.
Sementara untuk meningkatkan penyerapan zat besi, dibutuhkan asupan vitamin C yang bisa kamu dapat dari segelas kecil (150 ml) jus buah.
Hindari Daging Olahan
Selain buah dan sayur, pelaku diet flexitarian disarankan untuk menambah asupan kacang-kacangan, biji-bijian serta gandum utuh dalam menu hariannya. Serat larut dalam kacang-kacangan bisa membantu mengurangi kadar kolesterol dalam darah, sedangkan biji-bijian kaya akan lemak tak jenuh ganda yang menyehatkan jantung. Sementara gandum utuh sangat tinggi serat yang bisa menyehatkan saluran cerna.
Kombinasi makanan sehat sayuran, buah, dan biji-bijian tadi tentu akan memberi pengaruh positif pada kesehatan tubuh.
Sementara itu, meski diperbolehkan makan daging dalam porsi kecil, pelaku flexitarian sebaiknya memilih daging organik, yang paling sedikit diproses dan alami, atau daging tanpa lemak seperti ayam.
Sangat tidak disarankan untuk mengonsumsi daging olahan seperti sosis atau salami karena mengandung pengawet, tinggi lemak jenuh, garam, dan hanya sedikit mengandung vitamin dan mineral.
Blatner menyebut hasil yang bisa diharapkan dari diet ini antara lain pelaku flexitarian memiliki berat badan 15% lebih rendah, memiliki tingkat risiko penyakit jantung, diabetes, dan kanker yang lebih rendah serta hidup 3,6 tahun lebih lama dibanding orang yang lebih sering memakan daging dan sedikit memakan makanan plant-based.
Sahabat Goodlife tertarik jalani diet flexitarian? Yuk, mulai perbanyak makan buah dan sayur dan pelan-pelan kurangi makan daging. Kamu pasti bisa!