Mengenal Polifagia, Rasa Lapar yang Terus-Menerus

makanan penyebab bau badan

Polifagia, juga dikenal sebagai hiperfagia, adalah kondisi medis di mana seseorang mengalami rasa lapar yang berlebihan dan keinginan yang tak terkendali untuk makan.

Polifagia dapat menjadi tanda atau gejala dari berbagai masalah kesehatan, termasuk kondisi medis tertentu atau faktor gaya hidup. Untuk lebih memahami polifagia, mari kita jelaskan lebih lanjut mengenai penyebab dan cara mengatasinya.

Penyebab Polifagia

Diabetes Mellitus

Polifagia sering terkait dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2. Pada diabetes, tubuh gagal memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif, sehingga menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Kadar glukosa yang tinggi ini dapat menyebabkan rasa lapar yang berlebihan.

Gangguan Tiroid

Penyakit tiroid, seperti hipertiroidisme, dapat menyebabkan kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah berlebihan. Hal ini dapat mempengaruhi metabolisme tubuh dan menyebabkan peningkatan nafsu makan.

Gangguan Psikologis

Beberapa kondisi psikologis seperti depresi, stres kronis, dan gangguan makan seperti binge eating disorder dapat menyebabkan perubahan pada pola makan dan menyebabkan polifagia.

Peningkatan Aktivitas Fisik

Orang yang menjalani aktivitas fisik yang tinggi atau berolahraga intensitas tinggi mungkin merasa lapar lebih sering karena tubuh membutuhkan energi tambahan.

Kondisi Medis Lainnya

Beberapa kondisi medis lainnya, seperti sindrom Cushing, gangguan hipotalamus, dan tumor otak, juga dapat menyebabkan polifagia.

makanan
Ada banyak hal yang sebabkan polifagia (Foto: pexels)

Dampak dari Polifagia

Polifagia, atau hiperfagia yang berkelanjutan, dapat menyebabkan berbagai dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental seseorang. Beberapa dampak dari polifagia antara lain:

1. Obesitas

Polifagia dapat menyebabkan asupan kalori berlebihan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan obesitas. Obesitas sendiri dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit serius seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan beberapa jenis kanker.

2. Gangguan Metabolisme

Asupan kalori berlebihan dapat mengganggu metabolisme tubuh. Kondisi ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormon, resistensi insulin, dan masalah kesehatan lainnya yang terkait dengan metabolisme.

3. Gangguan Gastrointestinal

Mengonsumsi makanan dalam jumlah besar secara berulang dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal seperti kembung, mulas, dan gangguan pencernaan lainnya.

4. Masalah Kardiovaskular

Kondisi obesitas yang disebabkan oleh polifagia dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, seperti aterosklerosis (penumpukan plak di arteri), yang dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.

5. Penyakit Diabetes

Jika polifagia terjadi akibat diabetes, maka hal ini dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah yang berlebihan, sehingga memperburuk kondisi diabetes dan mengakibatkan komplikasi jangka panjang.

6. Gangguan Psikologis

Polifagia juga dapat berdampak pada kesehatan mental. Perasaan bersalah, malu, atau kecemasan karena keinginan makan yang tak terkendali bisa menyebabkan masalah psikologis seperti depresi dan gangguan makan.

7. Kualitas Hidup Menurun

Polifagia dapat mengganggu kualitas hidup seseorang karena dapat menyebabkan masalah fisik dan emosional. Kekhawatiran tentang berat badan, kesehatan, dan perasaan tidak nyaman akibat masalah pencernaan dapat mempengaruhi kebahagiaan dan kepuasan hidup.

8. Gangguan Pola Tidur

Makan berlebihan, terutama di malam hari, dapat menyebabkan gangguan pola tidur dan insomnia. Kurangnya tidur yang cukup dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan dan memperburuk masalah kesehatan yang ada.

9. Sosial dan Interaksi

Polifagia yang berkepanjangan dapat mempengaruhi aktivitas sosial dan interaksi sosial seseorang. Perasaan tidak nyaman dengan pola makan yang berlebihan atau perasaan malu bisa membuat seseorang menghindari situasi sosial yang melibatkan makanan.

10. Risiko Komplikasi Kesehatan Lainnya

Polifagia yang berhubungan dengan kondisi medis tertentu, seperti gangguan tiroid atau tumor otak, dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang lebih serius jika tidak ditangani dengan baik.

sakit
Polifagia sebabkan gangguan pola tidur (Foto: Pexels)

Cara Mengatasi Polifagia

Perlu dicatat bahwa penanganan polifagia tergantung pada penyebabnya. Jika kamu mengalami polifagia yang berkepanjangan atau mengkhawatirkan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan penanganan yang tepat. Berikut adalah beberapa langkah umum yang dapat membantu mengatasi polifagia:

Perubahan Gaya Hidup

Jika polifagia disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, seperti makan berlebihan atau pola makan tidak teratur, penting untuk mengadopsi pola makan sehat dan seimbang. Pilih makanan yang mengandung nutrisi lengkap dan kaya serat untuk membantu mengendalikan nafsu makan.

Pengelolaan Stres

Jika polifagia disebabkan oleh stres kronis atau masalah emosional, teknik pengelolaan stres seperti meditasi, yoga, atau terapi kognitif perilaku dapat membantu mengurangi keinginan makan berlebihan.

Obat-obatan

Jika polifagia terkait dengan kondisi medis seperti diabetes atau gangguan tiroid, dokter mungkin meresepkan obat atau terapi lainnya untuk mengontrol penyakit yang mendasarinya.

Terapi Psikologis

Jika polifagia disebabkan oleh gangguan makan atau masalah psikologis lainnya, terapi psikologis dapat membantu mengatasi masalah tersebut.

Olahraga Teratur

Berolahraga secara teratur dapat membantu mengatur nafsu makan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Penting untuk diingat bahwa polifagia dapat menjadi gejala dari masalah kesehatan yang lebih serius. Jika kamu mengalami polifagia yang tidak biasa atau berkepanjangan, segera berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang tepat. Melalui diagnosis dini dan penanganan yang sesuai, polifagia dapat dikendalikan dan diatasi dengan efektif.