Workaholic atau kecanduan kerja sering didapati pada orang-orang yang tinggal di kota besar. Kesibukan atau ambisi untuk mengejar prestasi dan mencapai target bisnis kadang dilakukan hampir tanpa memperdulikan lagi kondisi di sekitarnya, termasuk pada keluarga.
Namanya juga kecanduan kerja, orang workaholic biasanya akan menggunakan waktu luangnya juga untuk bekerja. Dalam hubungannya dengan keluarga, orang workaholic biasanya sering terlibat konflik karena tidak memiliki waktu luang lagi untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya.
Gangguan Mental
Secara psikologi, sebetulnya workaholic sendiri digolongkan sebagai salah satu gangguan mental karena sering dikaitkan dengan perilaku obsesif-kompulsif atau Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) yaitu kondisi gangguan mental dimana penderitanya punya pikiran atau dorongan yang sifatnya berulang dan tidak bisa dikontrol.
Dalam workaholic, umumnya perilaku ini didasari atas prestasi pekerjaan yang ingin dicapai sehingga kondisi ini juga rentan diderita oleh orang-orang yang punya sifat perfeksionis dalam pekerjaannya.
Bahayanya, karena merupakan tindakan impulsif, biasanya penderita workaholic juga tidak peduli dengan dampak buruk yang ditimbulkan oleh kecanduan kerjanya. Sama dengan ketika orang kecanduan narkoba, akan merasa nyaman saat ia menggunakan narkoba dan tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya.
Pada kasus workaholic, orang akan merasa nyaman juga saat bekerja tanpa henti dan ia tidak peduli apakah perilakunya ini mengganggu orang lain atau tidak.
Beberapa gejala dari workaholic adalah:
- Tetap berada di kantor walaupun jam kerja telah selesai dan tidak ada lagi yang harus dikerjakan.
- Terobsesi dengan kesuksesan dan prestasi pekerjaan.
- Takut dengan gagal di tempat kerja.
- Mengabaikan hubungan pribadi demi pekerjaan.
- Kurang tidur saat mengerjakan proyek atau pekerjaan.
- Menggunakan pekerjaan sebagai alasan untuk menghindari masalah.
Bagaimana Menyikapi Pasangan yang Workaholic?
Nah, apa yang harus dilakukan apabila pasangan kamu ternyata penderita workaholic? Beberapa langkah berikut ini bisa kamu jadikan acuan:
Berbicara dengan sabar
Sering diabaikan karena masalah pekerjaan memang menjengkelkan. Namun kamu harus pahami bahwa orang workaholic umumnya tidak merasa kalau kecanduan kerja mereka mengganggu orang lain. Itu sebabnya kamu harus bicara dengan sabar dan tak perlu emosi.
Dengan jujur, katakan saja apa yang kamu rasakan akibat sifat workaholic pasangan kamu, namun jangan sampai memarahinya karena besar kemungkinan dia akan jadi lebih emosional lagi.
Jangan lupa untuk mengingatkan soal dampak buruk akibat terlalu sering bekerja, seperti insomnia, kelelahan, flu, diabetes, stress dan depresi. Jangan sampai kamu menyalahkan pasangan kamu, tapi pikirkan bahwa ia tidak tahu bahwa sifat kecanduan kerjanya telah memberikan dampak buruk buat kamu dan orang lain.
Jauhkan ponsel kamu saat sedang bersama pasangan
Punya waktu untuk berdua saja sudah sesuatu yang amat berharga. Itu sebabnya saat kamu punya waktu luang bersama, jauhkan ponsel kamu dari sekitar. Ini bermanfaat agar kamu lebih fokus pada pasanganmu, mumpung ia sedang punya waktu untuk bersantai meskipun hanya sebentar.
Pahami kondisi pasangan
Pelaku workaholic umumnya tidak mau disalahkan begitu saja. Daripada kamu menimpakan semua persoalan kepada pasangan, sebaiknya kamu coba untuk dukung pasangan kamu dengan memberinya perhatian, misalnya seperti menyiapkan bekal makanan untuknya di kantor atau menyiapkan pakaian yang dipakainya besok.
Perhatian bisa menjadi pemicu untuk menyadarkan pelaku workaholic bahwa dia selama ini kurang memberikan perhatian buat kamu dan akan mencoba meluangkan waktunya untuk lebih dekat dengan pasangannya.
Workaholic adalah gangguan yang sangat wajar dialami oleh para pekerja di kota-kota besar yang sibuk. Kadang mereka sendiri tidak ingin menjadi workaholic namun kondisi membuat mereka terbentuk untuk terlalu berfokus pada pekerjaannya.
Itu sebabnya dibutuhkan cara tertentu untuk bisa menghadapi orang-orang workaholic agar hubungan kamu tidak menjadi terganggu lebih parah.