Menyimpan makanan beku (frozen food) kini sering dilakukan banyak orang. Selain dirasa lebih sederhana dalam menyiapkannya, menyimpan frozen food sebagai persediaan makanan juga dirasa lebih praktis di saat pandemi dimana ada anjuran untuk beraktivitas di rumah saja dan banyak toko membatasi operasionalnya. Tapi, ada banyak hal yang sebetulnya harus menjadi perhatian saat menyimpan dan memasak frozen food agar kandungan gizi yang ada di dalamnya tak rusak.
Menjaga Kandungan Gizi
Menurut RR Dwi Agustine dan Theodosia Dwita Natalia, tim ahli gizi dari Rumah Sakit St. Carolus Jakarta, pada umumnya frozen food tidak mengurangi kandungan gizi makanan. “Justru kandungan gizi ini terjaga dalam makanan yang dibekukan,” terang Theodosia.
Namun yang perlu diperhatikan adalah kondisi dari makanan dan pendinginnya sendiri. Pastikan saat dibekukan makanan dalam keadaan yang bersih dan pendingin berfungsi baik sehingga temperatur dalam keadaan stabil saat membekukan makanan.
“Ingat juga kalau sayuran atau daun-daunan itu tidak bisa dibekukan dalam waktu lama,” terang Theodosia. “Beda dengan daging, sayuran sebaiknya jangan lebih dari sehari kalau dibekukan karena rentan rusak kandungan gizinya,” tambahnya. Berbeda dengan sayuran frozen dalam kemasan, seperti mixed vegetables, perlu diperhatikan agar mengikuti petunjuk dalam kemasan agar kualitas sayuran tetap terjaga.
Mengolah daging yang tersimpan dalam kondisi beku pun tidak bisa semaunya saja. Ada hal yang harus diperhatikan agar daging tidak terkena risiko kontaminasi bakteri. Untuk hal ini, RR Dwi Agustine menjelaskan bahwa cara men-thawing (mencairkan) daging yang benar adalah dengan cara bertahap dan bukan dicairkan secara instan dengan menyiram atau merendam di air. “Ini berbahaya, karena ada risiko terkontaminasi oleh bakteri,” terang Dwi.
Cara yang dianjurkan adalah dengan menaruh daging pada suhu chiller terlebih dahulu dan bila daging sudah tak membeku, baru bisa ditaruh pada suhu ruang untuk kemudian dimasak. Dwi juga menganjurkan beberapa tips sederhana agar daging tetap dalam kondisi baik saat dibekukan.
“Setelah beli daging bisa dipotong-potong dulu sesuai kebutuhan atau porsi yang biasanya dimakan. Setelah itu baru dibekukan,” terangnya. “Gunanya adalah kalau nanti kita mau masak daging, yang kita cairkan hanya potongan yang sesuai kebutuhan saja,” tambah Dwi. Cara ini menurut Dwi cukup efektif mengingat daging beku yang dicairkan bila tak langsung dimasak juga akan berisiko terkontaminasi oleh bakteri.
Lalu, bagaimana dengan makanan siap saji yang dibekukan? Apakah kandungan gizinya juga terjaga? Theodosia meyakinkan kalau sebetulnya yang perlu diperhatikan dalam makanan siap saji yang dibekukan adalah cara memanaskan dan temperatur penyimpanannya.
“Kandungannya memang terjaga, tapi kalau dipanaskan terlalu lama atau terlalu panas, maka kandungan gizinya akan rusak,” terang Theodosia.
Meskipun begitu, Dwi dan Theodosia tetap menyarankan untuk tidak terlalu sering menyantap makanan siap saji yang dibekukan. “Perlu diingat bahwa makanan seperti itu ada bahan pengawetnya. Jadi kalau dikonsumsi setiap hari juga tidak baik,” tambah Dwi.
Beli Frozen Food, Apa yang Perlu Diperhatikan?
Banyak tersedia di pusat belanja dan minimarket, bukan berarti membeli frozen food juga bisa dengan mudah begitu saja. Demi menjaga kesehatan, sebaiknya perhatikan hal-hal berikut ini:
- Expired date dan best before
Banyak yang mengira kalau kadaluarsa (expired date) adalah sama dengan best before seperti yang tertera pada kemasan frozen food pada umumnya. Expired date adalah batas waktu suatu makanan layak dikonsumsi. Artinya, tanggal yang ditentukan pada expired date adalah bersifat mutlak dan setelah tanggal tersebut makanan sudah tak bisa lagi dikonsumsi.
Sebaliknya, best before adalah batas waktu suatu makanan layak konsumsi, namun bersifat anjuran. Artinya, setelah tanggal yang ditentukan makanan masih bisa dikonsumsi, namun memang sudah dalam kondisi yang tidak maksimal. Bila ingin tetap menjaga kandungan nutrisi yang optimal, sebaiknya santap makanan sebelum waktu yang tertera pada label best before.
- Kondisi makanan
Selain memperhatikan batas kadaluarsa, hal lain yang sering diabaikan adalah kondisi makanannya itu sendiri. Pastikan bahwa makanan beku memang tersimpan pada suhu yang dianjurkan. Perhatikan juga apakah saat membeli makanan tersebut disimpan pada kategori yang benar. Misalnya: makanan beku siap saji harus disimpan pada freezer yang sama dengan makanan beku siap saji lainnya, bukan dengan produk olahan atau mentah, seperti sosis beku atau nugget ayam.
- Label pangan
Semua makanan yang sudah terdaftar di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) biasanya memiliki label pangan yang mengurai kandungan gizi apa saja yang terdapat pada makanan tersebut. Informasi ini bisa dijadikan acuan untuk melihat apakah makanan beku tersebut memiliki kandungan gizi yang sesuai dengan kebutuhan kita.
Nah, kalau Sahabat Goodlife memang harus menyimpan makanan beku sebagai persediaan bahan makanan, hal-hal diatas bisa dijadikan acuan agar kesehatan tetap terjaga saat menyantapnya.