Banyak orang mengandalkan teh pahit sebagai pertolongan pertama saat diare menyerang, namun benarkah minuman sederhana ini memang memiliki manfaat medis yang terbukti?
Ketika diare datang tiba-tiba, banyak orang memilih solusi rumahan yang dianggap aman dan praktis. Salah satu yang paling populer adalah meminum teh pahit. Rasanya mungkin tidak menyenangkan, tetapi banyak yang percaya minuman ini mampu meredakan gejala diare dengan cepat. Lalu, apakah klaim tersebut benar secara medis?
Mengapa Teh Pahit Dianggap Bisa Mengatasi Diare?
Keyakinan ini muncul karena teh (khususnya teh hitam dan teh hijau) mengandung tanin, yaitu senyawa polifenol yang memiliki sifat astringen. Sifat inilah yang membuat tanin mampu membantu “mengencangkan” jaringan di dinding usus sehingga mengurangi sekresi cairan berlebih.
Beberapa efek potensial tanin dalam teh terhadap diare:
- Mengurangi frekuensi buang air besar lewat efek astringen.
- Membantu menekan pertumbuhan bakteri tertentu berkat aktivitas antimikroba ringan.
- Berperan sebagai antioksidan, membantu menenangkan peradangan di saluran cerna.
Walaupun demikian, efek ini cenderung ringan dan tidak setara dengan terapi medis yang lebih teruji.
Penelitian mengenai hubungan teh pahit dan diare masih terbatas. Beberapa studi mengamati bahwa tanin dapat membantu memperbaiki konsistensi feses dan menekan mikroorganisme tertentu. Namun:
- Efeknya tidak selalu signifikan.
- Pengaruh teh sangat tergantung pada jenis teh, durasi penyeduhan, dan konsentrasi tanin.
- Kandungan kafein di dalam teh justru dapat memicu kontraksi usus pada sebagian orang, sehingga berpotensi memperburuk diare.
Artinya, teh pahit mungkin memberikan sedikit manfaat pada sebagian kasus, tetapi tidak bisa dianggap sebagai obat utama.

Bagaimana dari Sisi Nutrisi?
Teh pahit praktis tidak mengandung gula dan bebas kalori. Namun saat diare, tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit penting, seperti natrium, kalium, dan magnesium. Teh pahit tidak menggantikan elektrolit tersebut, sehingga tidak boleh dijadikan satu-satunya asupan cairan saat diare. Minuman yang paling dianjurkan adalah:
- Oralit atau cairan rehidrasi elektrolit
- Air putih yang cukup
- Sup kaldu dengan sedikit garam
Teh pahit hanya bisa menjadi tambahan, bukan pengganti cairan utama.
Meski terlihat sederhana, teh pahit tidak cocok untuk semua orang:
- Penderita sensitivitas kafein atau gangguan lambung.
- Mereka yang diare karena keracunan makanan berat, infeksi bakteri parah, atau dehidrasi sedang–berat.
- Anak-anak dan lansia, karena risiko dehidrasi lebih cepat.
Jika diare berlangsung lebih dari 24–48 jam, disertai demam tinggi, darah dalam feses, atau dehidrasi, bantuan medis wajib dicari.
Teh pahit memang bisa membantu, tetapi hanya sebagai solusi pelengkap, bukan obat utama diare. Kandungan tanin memiliki potensi astringen dan antimikroba ringan, namun tidak cukup kuat untuk menggantikan cairan rehidrasi atau terapi medis lain.
Jika ingin mencoba, pastikan:
- Minum tanpa gula
- Tidak lebih dari 1–2 cangkir
- Tetap fokus pada rehidrasi elektrolit
- Perhatikan kondisi tubuh setelah mengonsumsi
Pada akhirnya, mengatasi diare tetap memerlukan rehidrasi yang tepat, istirahat, dan pemantauan gejala. Teh pahit boleh menjadi teman, tetapi bukan satu-satunya senjata.


