Toxic friends memang wajib kita jauhi. Tapi bagaimana kalau teman kita baik-baik aja, kita pun gak ada masalah dengannya, apakah perlu kita jaga jarak?
Pertemanan dan persahabatan memang penting dalam kehidupan kita. Teman dan sahabat selalu ada untuk berbagi suka dan duka. Tapi sedekat atau sudah selama apapun kamu berteman dengannya, ada baiknya kamu tetap menjaga jarak.
Hubungan pertemanan juga harus tetap memperhatikan privacy masing-masing. Enggak semua masalah bisa kamu ceritakan pada temanmu. Dan gak setiap saat harus kamu habiskan waktu dengan temanmu.
Oke, mungkin saat ini dia adalah teman terbaik dan paling setia tapi gak tahu ke depannya akan seperti apa. Temanmu adalah manusia biasa yang mungkin bisa berubah sikapnya sewaktu-waktu.
Waktu Untuk Diri Sendiri
Tetap menjaga jarak dengan teman juga sebagai antisipasi kamu akan merasa kecewa. Misalnya jika sewaktu-waktu ada perselisihan di antara kalian atau teman kamu sibuk dengan teman atau pacar barunya.
Dengan kamu menciptakan batasan atau jarak dengan teman, hal-hal seperti tadi tentu gak akan terlalu membuat kamu kecewa. Setidaknya, dengan menjaga jarak dengan teman, kamu masih punya privacy, masih punya kehidupan sendiri, dan tidak terlalu tergantung dengan temanmu.
Terkadang sendirian bisa menjadi hal yang baik bagi diri sendiri. Apalagi saat kamu sudah merasa ‘penuh’ dan butuh waktu untuk diri sendiri.
Saat menjauh dari teman, kamu punya kesempatan untuk lebih mengenal diri sendiri, apa aja yang sudah kamu capai, apa yang membuat kamu happy, keahlian baru apalagi yang ingin kamu kuasai, atau target apa lagi yang ingin kamu capai.
Semua pemikiran-pemikiran tadi tentu sangat baik untuk refleksi diri dan pengembangan diri kamu sendiri.
Lalu bagaimana caranya untuk mulai jaga jarak dengan teman, sementara kamu gak mau membuatnya tersinggung atau bertanya-tanya tentang perubahan sikap kamu?
Lakukan Bertahap
Tujuan utama kamu menjaga jarak dengan teman adalah untuk memberi waktu untuk diri sendiri, tidak terlalu tergantung dengan teman serta punya kehidupan sendiri. Jadi, jangan sampai gara-gara niat yang baik tadi justru menambah masalah dengan temanmu karena ia merasakan perubahan sikap kamu yang mendadak menjauhinya.
So, lakukanlah dengan bertahap. Misalnya mulai batasi percakapan atau obrolan dengan temanmu. Jangan semua masalah yang kamu hadapi bisa kamu bagi lagi dengannya.
Kamu juga bisa mulai batasi diri secara perlahan agar tidak terlalu mencolok. Misalnya, gak semua kegiatan harus dilakukan bersama temanmu. Jika biasanya kalian selalu makan siang bersama, gak ada salahnya mencoba untuk absen makan siang bersama di kantin. Pada kesempatan itu, kamu juga bisa menilai apakah kamu sudah terlalu tergantung dengan temanmu yang kemanapun harus selalu bersama.
Untuk mengatasi ‘rasa kehilangan’ kebersamaan dengan teman yang biasanya selalu bersamamu, ada baiknya menyibukkan diri. Misalnya kamu bisa membaca buku, kegiatan yang selama ini sulit untuk dilakukan, mengikuti kursus di bidang yang kamu sukai, atau semakin banyak menghabiskan waktu dengan keluarga.
Point dari tulisan ini adalah untuk mengingatkan bahwa teman ada yang datang dan pergi dalam hidup kita. Jangan terlalu tergantung dengan teman karena kamu pun harus punya kehidupan pribadi sendiri, punya prioritas dan goal yang harus kamu capai.
Menjalin perteman adalah hal yang penting tetapi punya waktu untuk diri sendiri juga sangat penting.