Keputihan adalah cara alami tubuh untuk menjaga kebersihan organ kewanitaan. Meski begitu, Sahabat Goodlife tetap harus waspadai tanda yang menunjukkan bahwa keputihan bukan lagi suatu hal yang wajar.
Keputihan merupakan salah satu gejala yang kerap dialami oleh perempuan. Menurut dr. Unedo Hence Markus Sihombing, Sp.OG(K)Onk, spesialis kebidanan dan kandungan (konsultan onkologi ginekologi) dari Rumah Sakit St Carolus dalam IG Live kerjasama Goodlife dan RS St Carolus, menyebut bahwa sekitar 40-60% wanita jika datang ke dokter ginekologi, yang dikeluhkan adalah tentang keputihan.
Oleh sebab itu, sangat penting bagi kaum perempuan untuk mengetahui kapan keputihan bertanda bahaya atau menunjukkan gejala adanya gangguan kesehatan.
“Keputihan itu sebetulnya adalah mekanisme fisiologis untuk mempertahankan kondisi rongga kewanitaan terhadap reaksi bakteri, virus, atau benda-benda asing seperti alat kontrasepsi spiral,” kata dokter yang akrab disapa Edo ini.
Saat keputihan, cairan berupa lendir ini akan membawa keluar sel mati dan bakteri sehingga keseimbangan flora normal di dalam rongga kewanitaan tetap seimbang.
Keputihan yang sifatnya normal, misalnya lendir keluar pada saat sebelum atau sesudah menstruasi, ketika tubuh kelelahan yang berlebihan, atau stress. Ciri keputihan yang normal adalah warnanya putih cenderung agak kekuningan, encer, tidak berbau, tidak ada rasa gatal atau nyeri. Tetapi kalau sudah berwarna kuning kehijauan, kental, berbau amis atau busuk, ada rasa gatal, ada bercak di celana dan volumenya sampai banyak, nah ini yang kita sebut keputihan yang bersifat patologis atau tidak normal.
dr. Unedo Hence Markus Sihombing, Sp.OG(K)Onk
Penyebab Keputihan Tidak Normal
Edo menyebut sangat penting bagi semua perempuan untuk bisa membedakan keputihan normal dan tidak normal. Dengan begitu, jika ada gangguan kesehatan dilihat dari keputihan yang tidak normal, bisa segera mendapat pengobatan dari dokter.
Biasanya kanker serviks stadium awal, akan menimbulkan keputihan berlebihan, berbau, dan berwarna kehijauan. Itu bisa jadi ciri-ciri kanker serviks, yaitu virus HPV (Human papillomavirus).
dr. Unedo Hence Markus Sihombing, Sp.OG(K)Onk
Edo menambahkan bahwa keputihan patologis (tidak normal) juga ada faktor penyebabnya, antara lain menggunakan sabun pembersih vagina secara terus-menerus.
“Kalau terlalu sering menggunakan sabun pembersih akan mengganggu pH vagina itu sendiri. Kuman-kuman di dalam vagina akan terganggu keseimbangan hidupnya. Tapi kalau memang butuh, misalnya vagina terasa gatal atau iritasi, boleh memakai sabun pembersih tetapi ada aturannya, pagi atau malam sebelum tidur.”
Penyebab lainnya keputihan yang tidak normal adalah pemakaian obat-obatan yang berlebihan, mengonsumsi antibiotik tertentu yang berlebihan, atau penggunaan pil KB yang tidak cocok.
Jadi kalau minum pil KB atau merasa kok semenjak minum obat ini, timbul keputihan. Nah itu harus dihentikan. Kalau karena pil KB, harus diganti jenis lain.
dr. Unedo Hence Markus Sihombing, Sp.OG(K)Onk
Hindari Celana Terlalu Ketat
Dari beberapa faktor penyebab keputihan tidak normal, Edo menuturkan bahwa makanan dan gaya hidup tidak terlalu berpengaruh.
Ada mitos makan mentimun akan menyebabkan lender berlebihan. Efek itu hanya untuk orang-orang tertentu aja, tidak semua orang. Tapi biasanya juga (makanan) tidak terlalu bermakna terhadap hubungan dengan keputihan. Tapi kalau aktivitas berlebihan, kelelahan, stress, biasanya justru berpengaruh terhadap timbulnya keputihan.
dr. Unedo Hence Markus Sihombing, Sp.OG(K)Onk
Nah, untuk Sahabat Goodlife, Edo membagikan tips untuk menjaga kesehatan organ kewanitaan sekaligus untuk menekan risiko mengalami keputihan yang tidak normal tadi.
“Yang pertama dari diri kita sendiri, yaitu menghindari kebiasaan buruk misalnya dalam berkemih, cebok dari depan ke belakang, tidak boleh terbalik. Kalau cebok dari arah belakang ke depan, tidak sehat karena ada kotoran-kotoran dari anus akan balik masuk ke vagina dan mempengaruhi keseimbangan bakteri di dalamnya.”
Tips lainnya, adalah menjaga kebersihan pakaian dalam.
Gunakan yang berbahan katun karena bisa maksimal menyerap keringat, kemudian cuci dan dijemur di bawah sinar matahari dan harus disetrika agar kuman-kuman mati.
dr. Unedo Hence Markus Sihombing, Sp.OG(K)Onk
Penggunaan celana yang terlalu sempit juga ternyata bisa menyebabkan keputihan karena area kemaluan menjadi lebih lembap.
“Kelola stress, hindari bertukar handuk dengan orang lain dan biasakan mencuci tangan sebelum menyentuh kemaluan karena tangan yang kotor bisa mengganggu keseimbangan flora di vagina,” pesan Edo.
Sahabat Goodlife yang ingin mengetahui lebih jelas obrolan soal keputihan dengan dokter Edo dari RS St Carolus dan Goodlife, bisa langsung cek di akun Instagram @_goodlifeid_ (Sri Isnaeni)