Alergi Jangan Dibiarkan, Kenali Jenis dan Gejalanya

Tidak sedikit orang yang memiliki alergi terhadap sesuatu, entah itu makanan tertentu, debu atau obat-obatan. Alergi kadang dianggap sebagai sesuatu yang biasa dan bukan hal yang serius, sehingga orang enggan untuk memeriksakannya ke dokter. Padahal alergi juga bisa diatasi secara medis.

Dalam dunia medis, alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap benda tertentu yang biasanya tidak menimbulkan reaksi pada tubuh orang lain. Semua hal yang bisa memicu terjadinya alergi disebut dengan alergen.

Bagi orang yang memiliki alergi terhadap sebuah alergen tertentu, maka sistem imunnya akan bereaksi bila mendapati benda tersebut karena menganggap benda itu berbahaya bagi tubuhnya, padahal tidak. Reaksi dari alergi juga berbeda-beda pada tiap orang. Ada yang bersin, sesak nafas, gatal pada kulit hingga pembengkakan bagian tertentu pada tubuh. Tingkatannya pun ada yang ringan hingga anafilaksis (kondisi darurat yang bisa mengancam nyawa)

Bahayanya, reaksi alergi seperti bersin sering dianggap ringan, padahal reaksi ini bila terjadi terus-menerus bisa memicu timbulnya sinusitis atau peradangan yang terjadi pada dinding sinus (rongga kecil yang saling terhubung dengan saluran udara di dalam tulang tengkorak).

Nah, untuk mengetahui apakah kamu termasuk orang yang memiliki alergi terhadap alergen tertentu, berikut adalah jenis-jenis alergi:

Rhinitis alergi

Alergi ini adalah jenis alergi yang terkait dengan gejala yang mempengaruhi hidung. Rhinitis alergi biasanya berupa alergi pada debu, bulu binatang atau serbuk sari dari bunga tertentu. Gejala dari rhinitis alergi ketika menemui zat alergen umumnya adalah: 

  • Hidung, mata, tenggorokan, kulit yang terasa gatal. 
  • Hidung dan mata berair
  • Bersin-bersin.
  • Hidung tersumbat.
  • Batuk-batuk.
  • Badan terasa lelah
  • Nyeri kepala.
  • Bengkak di sekitar mata.

Untuk tingkat rhinitis alergi ringan, mengatasinya bisa dengan melakukan pencucian hidung untuk membantu mengeluarkan lendir dari hidung. Sementara suntikan alergi (imunoterapi) akan dilakukan jika penderita tidak dapat menghindari alergen dan gejala sulit dikendalikan. 

Rhinitis alergi berkaitan dengan hidung. (Foto: Pixabay)

Alergi makanan

Alergi makanan adalah reaksi alergi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengira bahwa protein dari beberapa makanan dianggap sebagai suatu ancaman yang berbahaya. Umumnya jenis alergi ini banyak diderita oleh anak-anak atau balita dan akan hilang seiring dengan bertambahnya usia.

Alergi makanan juga bisa terjadi akibat risiko faktor genetik, artinya bila ada anggota keluarga yang memang punya alergi terhadap sesuatu, maka kamu juga bisa berisiko terkena alergi tersebut.

Makanan apa saja yang biasanya menimbulkan alergi pada seseorang? Untuk orang dewasa biasanya adalah makanan yang berasal dari laut, seperti ikan, udang , kepiting dan kerang. Selain itu, kacang-kacangan juga sering menjadi alergen bagi beberapa orang. Untuk anak-anak biasanya protein yang terdapat pada susu, telur dan gandum bisa menjadi pemicu terjadinya alergi makanan.

Beberapa gejala yang dialami oleh penderita alergi makanan adalah:

  • Gatal dan ruam kemerahan pada kulit.
  • Susah menelan.
  • Bengkak pada wajah.
  • Mual hingga muntah.
  • Sesak nafas.
  • Mengalami diare.
  • Terdapat darah saat buang air besar.

Pengobatan untuk penderita alergi makanan biasanya akan disesuaikan dengan tingkat alergi dan gejala yang dialami. Pengobatan juga biasanya diberikan hanya untuk mengurangi gejala yang diderita.

Alergi obat

Alergi obat adalah reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh terhadap suatu obat yang digunakan. Sistem kekebalan tubuh menganggap zat dalam obat tersebut sebagai bahan yang dapat membahayakan tubuh.

Alergi obat berbeda dengan efek samping yang ditimbulkan saat mengkonsumsi obat tertentu dan bisa terjadi pada siapa saja termasuk anak-anak hingga orang tua. Biasanya gejala dari alergi obat akan mulai terasa sekitar 1 jam dari saat mengkonsumsi obat. Beberapa gejala yang timbul adalah:

  • Gatal dan ruam pada kulit.
  • Bengkak pada bibir dan wajah.
  • Hidung berair.
  • Sesak nafas.
  • Demam tinggi.

Kadang reaksi alergi obat akan hilang sendiri saat penggunaan obat dihentikan. Tapi ada juga yang membutuhkan pengobatan untuk meredakan reaksi alergi tersebut. 

Demam dan hidung berair menjadi bagian dari gejala alergi obat. (Foto: pexels)

Alergi kulit

Disebut juga dermatitis kontak alergi, alergi ini biasanya diderita oleh seseorang yang memiliki kulit sensitif. Beberapa hal yang bisa menjadi pemicu alergi kulit adalah:

  • Produk kosmetik.
  • Produk pembersih, seperti pembersih lantai, sabun cuci, dan deterjen.
  • Obat-obatan yang dioleskan pada kulit, seperti krim anti gatal.
  • Aksesoris yang terbuat dari logam.
  • Tanaman.
  • Lateks, yaitu bahan yang digunakan untuk sarung tangan karet.
  • Semprotan serangga.
  • Parfum.

Gejala yang dialami bila mengalami alergi kulit adalah:

  • Ruam dan gatal pada kulit.
  • Kulit menjadi bersisik.
  • Pembengkakan di bagian tertentu.
  • Kulit pecah-pecah dan kadang melepuh.

Selain menghindari pemicu alergi, cara menangani alergi kulit biasanya juga bisa dengan tindakan medis, seperti menjalani imunoterapi, yaitu pengobatan yang dilakukan dengan menyuntikkan ekstrak alergen yang dimurnikan atau mengkonsumsi tablet imunoterapi.

Alergi memang bisa terjadi pada siapa saja. Namun bukan berarti alergi dianggap biasa dan dibiarkan begitu saja. Dengan pengobatan yang tepat, alergi yang diderita seseorang bisa diatasi. Jadi, kalau kamu mengidap suatu alergi, jangan ragu untuk konsultasikan ke dokter.