Sudah menjadi rahasia umum jika banyak orang tua percaya anaknya akan mengalami sugar rush jika terlalu banyak makan makanan manis. Tapi benarkah yang terjadi demikian?
Sugar rush adalah suatu kondisi di mana tubuh mengalami lonjakan energi setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kadar gula cukup tinggi. Biasanya sugar rush dikaitkan pada anak-anak yang hobi makan dan minum manis seperti permen, kue-kue manis, es krim, atau cokelat.
Setelah makan atau minum manis, anak-anak cenderung menunjukkan perilaku hiperaktif seperti aktif bermain, tidak bisa diam, hingga kadang seperti tidak bisa mengendalikan diri.
Tapi benarkah kondisi sugar rush itu disebabkan oleh makanan dan minuman manis?
Fakta Sugar Rush
Istilah sugar rush muncul setelah dulu para peneliti mengira makanan manis seperti permen, minuman bersoda dan camilan manis lainnya akan memberi energi ekstra.
Hal ini karena gula diserap ke dalam darah dengan cepat tak lama setelah makanan manis dimakan. Aliran darah kemudian mengangkut gula untuk disalurkan ke otot dan organ lainnya, seperti jantung dan otak.
Kemudian otot dan organ ini mengolah gula dengan cepat untuk menghasilkan energi yang menyebabkan seseorang dianggap menjadi lebih aktif dari biasanya.
Nyatanya, sampai saat ini tidak ada penelitian ilmiah lanjutan yang menyebutkan gula bisa menghasilkan lonjakan sifat lincah pada seseorang, terutama anak-anak yang disebut dengan fenomena sugar rush tadi.
Para ilmuwan yang berasal dari Universitas Humboldt Berlin, Jerman dan Universitas Lancaster serta Universitas Warwick, Inggris justru menemukan hasil yang berlawanan dengan mitos sugar rush yang sudah banyak dipercaya itu.
Mereka mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal Neuroscience & Biobehavioral Review. Hasilnya, orang yang diberi makan makanan manis justru umumnya merasakan kelelahan 1 jam setelahnya serta tingkat kewaspadaan yang lebih rendah.
Temuan ini sekaligus mematahkan anggapan bahwa makan makanan manis bisa menimbulkan efek sugar rush dan bisa memperbaiki suasana hati atau mood.
Waspadai Gula Berlebih Pada Anak
Terlepas dari sugar rush yang sampai saat ini masih dipercaya banyak orang, anak-anak memang sebaiknya dibatasi dari paparan makanan dan minuman yang terlalu manis.
Berikut ini pengaruh konsumsi gula berlebihan yang bisa dialami oleh anak-anak:
1. Malas makan sayur dan buah
Ketika anak sudah kenyang dengan makanan manis, mereka akan malas untuk makan sayuran dan buah, karena rasanya yang jadi cenderung hambar jika dibandingkan makanan manis yang mereka makan sebelumnya.
Hal ini karena lidah memiliki reseptor yang bisa mengirimkan sinyal ke otak. Reseptor ini memiliki ambang rangsang, yaitu batas rangsangan yang mengeluarkan sinyal ke otak. Bila sebelumnya anak sudah makan makanan manis, maka reseptor akan mengirimkan sinyal rasa manis tersebut ke otak.
Dan ketika setelah itu digunakan untuk makan sayur dan buah, maka ambang batas rasa manisnya berbeda dan reseptor tidak bisa mengirimkan sinyal ke otak sehubungan dengan rasa sayur dan buah tersebut. Inilah yang membuat buah dan sayur jadi terasa hambar sehabis kita makan makanan manis.
2. Kerusakan gigi
Bakteri di dalam mulut dapat mengubah gula menjadi asam yang dapat menyerang enamel (lapisan luar gigi) dan memulai proses pembusukan. Semakin sering anak mengkonsumsi makanan manis maka semakin sering enamel gigi mengalami pembusukan dan berlubang.
3. Obesitas dan diabetes
Terlalu banyak gula selama masa anak-anak, akan membuat mereka terbiasa makan makanan manis hingga dewasa. Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan obesitas, yang menempatkan anak pada risiko mengalami diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan peningkatan kadar kolesterol.
4. Menekan sistem kekebalan tubuh
Jika anak-anak terlalu banyak makan makanan manis secara teratur, artinya sistem kekebalan anak-anak akan terus tertekan dan merusak pertahanannya terhadap penyakit menular seperti batuk dan pilek. Ini karena asupan gula yang tinggi pada anak-anak diketahui bisa menekan sistem kekebalan tubuh hingga 45% selama 5 jam setelah dikonsumsi.
5. Timbul jerawat
Tingginya asupan gula bisa meningkatkan gula darah yang memicu produksi minyak di kulit. Ini bisa berisiko menimbulkan peradangan kulit yang akan mengakibatkan timbulnya jerawat.
Meskipun sugar rush sebenarnya tidak terbukti kebenarannya, namun ada baiknya untuk membatasi asupan gula pada anak. Kamu bisa menggantinya dengan makanan yang lebih alami, seperti buah-buahan, oatmeal dan sayuran. Bila anak merasa kurang tertarik dengan makanan tersebut, kamu juga bisa mengolahnya menjadi makanan dan minuman yang lezat, seperti smoothies, sayuran tumis, atau salad buah dan sayur.